Tadi pagi Facebook memunculkan sebuah foto kenangan yang saya unggah 5 tahun yang lalu. Itu adalah foto Fatih dan Zahideen, sahabatnya waktu di TK.
Zahi dan keluarganya adalah pengungsi dari Sudan. Waktu itu saya ingat betul, si ibu datang duluan dengan Zahi dan adiknya, karena suaminya masih tertahan proses imigrasi di Mesir. Setelah hampir setahun terpisah, alhamdulillah mereka bisa berkumpul lagi.
Jadi dulu itu saya dan ibunya Zahi hampir selalu menjemput anak-anak kami dalam waktu bersamaan. Jadi kami sering jadi teman seperjalanan dalam bus dari TK menuju pusat kota Haugesund.
Meski kedua anak ini ditempatkan di grup berbeda, mereka sering main bareng di luar tiap hari. Semua TK di sini punya aturan yang sama: apapun cuacanya, anak-anak harus dibiasakan main di luar selama 1-2 jam. Mau mendung, hujan, salju, dingin, apalagi panas, semua anak (dan guru-gurunya) harus ada waktu untuk bermain di halaman TK yang luas, jalan-jalan ke taman, bukit, hutan, atau naik bus bareng ke taman bermain di pusat kota.
Nggak heran kalau orang-orang di sini begitu mencintai alam dan gaya hidup aktif yang menyehatkan. Karena dari kecil memang dibiasakan demikian.
Kembali ke Fatih dan Zahi. Usia keduanya cuma beda satu bulan. Dan sepertinya Zahi suka mengikuti tingkah Fatih. Zahi sampai minta dibelikan dan belajar naik scooter karena ia sering melihat Fatih membawa scooter ke sekolah.
Karena kedua anak ini dekat, kami sering saling mengundang untuk makan malam, atau seperti di foto ini, mereka mengundang kami saat ulang tahun Marj (adik perempuan Zahi).
Ini lima tahun yang lalu. Mereka masih pada imut menggemaskan, ya? 😍
Seiring berjalannya waktu, Fatih dan Zahi makin jarang ketemu. Apalagi sekolah mereka berbeda. Kalau dengan ibu dan ayah Zahi, saya sesekali ketemu di toko langganan.
Sampai dua tahun lalu, saat Fatih dan Zahi sama-sama duduk di kelas empat. Perayaan Idul Adha di Masjid Falah ul-Muslimeen. Mereka jumpa lagi. Saling mengingat wajah, tapi sama-sama lupa nama. Jadi hanya ber-hei saja.
[irp posts="10401" name="Norwegia dan Lotre, Hadiah Buat Ibu Pun Berupa Kupon Undian"]
Tapi kenangan keakraban masa kecil masih mereka ingat. Dalam waktu singkat mereka ngobrol akrab, ketawa-ketiwi, sambil saling bertukar cerita tentang sekolah masing-masing.
Fatih takjub melihat gigi-geligi Zahi yang lengkap, rapi, dan putih. Karena waktu kecil dulu, Zahi nyaris ompong, terutama gigi depannya. Mungkin faktor makanan.
Tapi sepertinya dokter gigi Zahi bekerja keras melakukan perawatan sampai akhirnya semua gigi Zahi kembali utuh.
Sebelum berpisah, Fatih berinisiatif mengeluarkan ponselnya untuk meminta saya memoto mereka.
Tapi Zahi punya ide lain. "Selfie aja", katanya.
Dan cekrek. Sayapun memoto mereka yang sibuk selfie. Sweet boys...
Sejak itu, sesekali mereka ketemu di masjid untuk salat Jumat, atau nggak sengaja jumpa ketika sama-sama pergi sendiri dengan bus.
Ke mana perjalanan hidup membawa mereka berdua, hanya Allah yang tahu. Semoga saja mereka akan terus saling mengingat ketika berjumpa saat mereka sudah besar dan "jadi orang" kelak. Aamiin.
Aah, bercerita tentang pertemanan masa kecil selalu menghangatkan hati, ya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews