Agenda Tersamar di Balik Batal Berulang Kepulangan Rizieq Shihab

Sabtu, 17 Februari 2018 | 21:58 WIB
0
465
Agenda Tersamar di Balik Batal Berulang Kepulangan Rizieq Shihab

Soal Rizieq Shihab akan pulang sudah berkali-kali diberitakan tapi ujung-ujungnya tidak jadi dengan berbagai alasan logis menurut pendukungnya. Kali ini ada lagi kabar dia akan pulang tanggal 21 Pebruari, bertepatan dengan angka cantik 211.

Konon sudah hampir pasti. Foto tiket pesawatnya beredar luas di dunia maya. Pendukungnya sudah membentuk panitia penjemputan. Mereka sudah menggelar konferensi pers dan terbetik permintaan supaya Presiden Jokowi sudi menjemput sang imam besar itu.

Panitia penyambutan mengatakan kepulangan Rizieq Shihab karena dia gundah adanya kasus penyerangan tokoh agama di beberapa tempat akhir-akhir ini. Sebagai ulama besar yang terhormat, jadi panutan dan banyak pengikutnya, hanya Riziq Shihab saja yang bisa meredakan. Dia kuatir penyerangan terhadap ulama bisa bikin panas kalangan umat muslim sehingga timbul dendam dan konflik baru. Kalau niatnya demikian, sungguh mulia kepeduliannya pada nasib bangsa ini.

Tapi... benarkah demikian?

Selanjutnya kabar terakhir yang beredar, lagi-lagi Rizieq Shihab batal pulang setelah berdoa meminta petunjuk Tuhan di depan Kabah.

Secara politis, kali ini kira-kira apa maksud Rizieq Shihab terhadap Presiden Jokowi? "Test the water" kah? Apakah ketika permintaan itu "tak digubris" kemudian ia merajuk dan mengkambinghitamkan Yang Maha Kuasa.

Meminta Jokowi "menjemput" kepulangan Rizieq Shihab merupakan permintaan yang masuk akal tapi sangat lucu. Masuk akal maksudnya, tidak susah untuk menjemput seseorang di bandara, bukan? Jokowi pun sering menjemput tamu kehormatan di bandara. Nah, soal lucu tak perlu dijelaskan, nanti hilang lucunya.

Secara politis, kalau gaya ini terus dilakukan Rizieq Shihab dan pendukungnya akan jadi penjerat tak terlihat yang kelak merugikan posisi Jokowi. Kok bisa?

Riziq Shihab itu pendukungnya banyak. Sejumlah politikus papan atas di negeri ini dekat dengan dia -terlihat dari mereka yang mengunjunginya di Arab. Dia juga berperan besar dalam keterpilihan Gubernur DKI yang baru.

Lalu, ketika Rizieq terus menerus membawa nama Jokowi dalam "kepulangannya" bisa jadi ada agenda tersembunyi yang sulit dibaca awam. Pemerintahan Jokowi harus mampu membaca agenda tersebut secara detail kalau tidak mau nanti masuk angin. Ibarat terus menerus diterpa angin sepoi-sepoi, bisa bikin ngantuk dan terlena, atau malah masuk angin. Berat.

Ada baiknya bila diadakan penyambutan di bandara. Kalau pun Jokowi tidak sempat karena sibuk bekerja, bisa diwakilkan JK selaku Wakil Presiden, Anies selaku Gubernur DKI, Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI, dan sejumah pejabat negara lainnya. Tak lupa hadirkan orang dekatnya -Firza Husein sebagai pembawa bunga. Selain itu para tokoh yang lain yang menyayangi Rizieq Shihab.

[irp posts="9323" name="Kesempatan Emas bagi Rizieq Shihab untuk Buktikan Dirinya Tak Bersalah"]

Selain itu, gelarkan karpet merah di landasan bandara. Semoga tidak hujan sehingga para penjemput tak perlu bawa payung, dan Rizieq Shihab tak masuk angin.

Dengan penyambutan itu diharapkan kepulangannya bisa memberi angin sejuk perpolitikan negeri ini.

Setelah beberapa hari istirahat menghilangkan Jetlag, barulah pihak kepolisian bertandang ke Rizieq Shihab untuk dibawa ke Bareskrim Polri guna proses hukum kasusnya terdahulu.

Permintaan penyambutan sudah dituruti, tentu sebagai orang besar, Rizieq Shihab diharapkan juga bersikap sebaliknya yakni bersedia disambut di gerbang pintu Bareskrim Polri.

Maju seremoni penyambutan kedatangannya, bahagia para pedukungnya.

Bagaimana menurut anda?

***

Editor: Pepih Nugraha