Ada yang mendefinisikan bahwa Valentine's Day atau hari Valentine adalah hari kasih sayang sedunia, yang diperingati tiap-tiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya diseluruh dunia.
Tetapi banyak yang tidak setuju dengan pemakaian kata "sedunia" tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa Valentine's Day adalah Hari Kasih Sayang di dunia barat, yaitu sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya.
Menurut beberapa catatan seperti diambil dari Wikipedia Berbahasa Indonesia, latar belakang atau sejarah Valentine's Day itu sendiri adalah sebagai berikut:
Sejak dahulu kala, menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari diasosiasikan sebagai hari cinta dan kesuburan, yaitu bulan Gamelion, sebuah rentang waktu yang dipersembahkan kepada pernikahan Dewa Zeus dan Dewi Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa.
Pada abad pertengahan, Valentine's Day dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin yang ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14.
Beberapa gereja dibeberapa negara, seperti; Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Lutheran, merayakan Hari Raya Santo Valentinus sebagai budaya Kristen barat yang dimaknai sebagai perayaan cinta dan kasih sayang.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal usulnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja.
Inilah salah satu alasan mengapa perayaan Valentine's Day dilarang di beberapa negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Pakistan dan beberapa negara lainnya karena perayaan ini dianggap sebagai budaya Kristen.
Dari uraian di atas jelas kita ketahui bahwa, Valentine's Day adalah produk budaya barat yang dengan segala latar belakang, perubahan serta penyesuaian sesuai dengan zamannya yang kemudian secara akulturasi atau latah ikut dirayakan di belahan dunia lain seperti benua Asia dan Afrika.
Terlepas dari semua kontroversi yang ada, masih banyak yang merayakan Valentine's Day ini dengan berbagai cara yang mereka sendiri tidak memahaminya. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mereka memaknai kasih sayang dalam perayaan ini.
Menurut bahasa Yunani, kasih sayang antara sesama jenis atau lawan-jenis dapat dibedakan menjadi:
Philia adalah kasih antara Sahabat atau Saudara. Dalam konteks ini digambarkan bagaimana hubungan kasih sayang yang murni antara dua sahabat atau lebih yang didasarkan pada kasih persaudaraan yang tulus. Bukan didasarkan pada hawa nafsu atau keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Eros adalah cinta kasih antara lawan-jenis. Kasih ini sering menimbulkan salah persepsi. Dalam bahasa Yunani murni, Eros berarti praktik prostitusi yang dilakukan di dalam kuil-kuil. Namun secara konteks, kasih Eros adalah kasih antara suami-istri termasuk cinta birahi antara dua insan yang sudah terikat dalam ikatan perkawinan yang sah.
Cinta kasih ini tentu saja sangat indah dan perlu terus dijaga keharmonisannya, antara dua insan yaitu suami-istri yang telah terikat secara sah menurut agama, norma sosial dan norma hukum.
Amor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amor n cinta berahi (berasal dr nama dewa asmara Amor dl mitologi Yunani); asmara: ia sedang terkena panah amor.
Amor mempunyai arti yang negatif, yaitu cinta birahi yang didasarkan hanya kepada kepuasan nafsu semata tanpa memperdulikan norma-norma yang berlaku.
Amor dilambangkan dengan seseorang yang sedang memegang busur lengkap dengan anak panahnya, siap menembus sasaran berupa simbol hati.
Amor juga sering diidentikan dengan pesta seks antara dua orang atau lebih bahkan dilakukan secara beramai-ramai dengan gaya seks bebas, baik dengan lawan jenis atau sesama jenis atau dengan istilah kerennya disebut LGBT.
Setelah membaca ulasan ini, apakah Anda masih tetap akan merayakan Valentine's Day? Jika ya , dengan cara apa? Apakah dengan kasih sayang Philia dengan Sahabat-sahabat terbaikmu? Atau dengan kasih sayang Eros bersama pasangan yang Anda cintai yang telah terikat secara sah?
Tetapi sekali-sekali jangan dengan amor. Itu sangat berbahaya.
Semoga bermanfaat...!
Sumber bacaan : Hari Kasih Sayang, Wikipedia Berbahasa Indonesia
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews