Para Calon Nakhoda Pemantau Pemilu

Minggu, 24 Desember 2017 | 04:02 WIB
0
676
Para Calon Nakhoda Pemantau Pemilu

Hiruk pikuk demokrasi internal pemantau pemilu mulai meriah. Seperti pada umumnya, kongres selalu menarik. Apapun lembaga dan komunitas yang berkongres. Tentu saja yang paling menarik adalah perdebatan siapa sang nakhoda.

Begitu juga dengan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia. Lembaga pemantau pemilu pertama di Indonesia pun mulai dibicarakan publik. Kenapa? Karena dengan sistim kerelawanan. KIPP masih bergerak sejak 15 Maret 1996 sampai sekarang.

Selain itu, KIPP dengan perwakilan di seluruh Provinsi se-Indonesia bahkan sampai kabupaten/kota. KIPP juga memiliki wakil di Malaysia, Eropa dan Bangkok. Harapan para pemantau bisa mengembalikan kejayaan pemantau pemilu.

Nah, siapakah para bakal calon nakhoda KIPP kedepan? Nama-nama yang berkeliaran di media maya dan bisisk-bisik tetangga, antara lain :

 

 

  • Engelbert Johanes Rohi alias Jojo Rohi

 

 

[caption id="attachment_6570" align="alignright" width="398"] Engelbert Jojo Rohi[/caption]

Jojo Rohi adalah salah satu pendiri KIPP di Jawa Timur. Nasibnya hampir sama dengan Mulyana Wira Kusumah memimpin KIPP. Bedanya, MWK memimpin KIPP karena Goenawan Mohammad mengundurkan diri.

Sedangkan Jojo Rohi, dia memimpin KIPP Jawa Timur karena sang ketua Herman Hendrawan, mahasiswa Universitas Airlangga, hilang setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998.

Jojo Rohi sempat memantau Pemilu Afganistan tahun 2004 sampai 2005 sebagai internasional observer mewakili Indonesia untuk Asia melalui lembaga Anfrel (Asian Network For Free Election) yang berpusat di Bangkok, Thailand. Selama di Afghanistan, Jojo Rohi ditempatkan di Provinsi yang menjadi kota benteng pertahanan (pusat) Taliban, yaitu Kandahar.

Nama Jojo sangat terkenal di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai salah satu senior KIPP, Jojo Rohi selalu menyampaikan bagaimana cinta KIPP harus terjaga. “KIPP itu sudah menyatu dengan hidup kami,” kata Jojo kepada juniornya.

 

 

  • Girindra Sandino

 

 

[caption id="attachment_6567" align="alignleft" width="196"]

Girindra Sandino[/caption]

Girindra Sandino yang akrab dipanggil Gigink adalah putra dari Mulyana Wira Kusumah. Sejak kecil, Gigink merasakan bagaimana perjuangan sang ayah, MWK, melawan Orde Baru.

Dalam status facebook, Gigink sempat menceritakan kisah kecilnya dan perjuangan sang ayah:

Di politik itu harus saklek, sesaklek-sakleknya!!! Kalau engga, setengah-setegah, mending jagan berpolitik. Jadi Bapak rumah tangga aja. Jaman Orba, satu dasawarsa rumah gw dikepung trus. Sejam berasa 5 hari, gak bisa sekolah, makan susah, gak bisa main, dikucilin karena dituding keluarga PKI, dan lain-lain. Tapi Babe gw MWK orangnya SAKLEK, saat dikepung semua bertanya dr anak-anaknya, istri, tetangga, "gimana Pah?" . MWK menjawab: "Papah gak pernah ada rasa takut sedikitpun, walau kita sekeluarga keluar rumah tinggal jenazah. Ya kita LAWAN!!! LAWAN!!! LAWAN!!! (SAKLEK). seminggu kemudian, rumah gw, Shubuh digerebeg dua truk tentara. Babe gw loncat pager ngumpet deket sumur selama 2 minggu.”

Gigink adalah saksi mata, bagaimana Mulyana Wira Kusuma hidup sebagai ayah dan aktifis. Demi menjaga cita-cita sang ayah. Gigink bertahan mengurusi KIPP.

Saat ini, Gigink adalah salah satu carateker KIPP Indonesia. Dia masih berjuang dalam mengkritisi program pemerintah, kepemiluan, demokrasi dan politik di Indonesia. Sering Gigink masuk keluar kampung di penjuru nusantara. Tujuannya adalah memberikan pendidikan politik bagi rakyat serta mengajak mereka untuk memantau pemilu.

Selain aktif di KIPP, Gigink juga menjadi bahagian dalam Seven Studies Strategic (7SS) dan Serikat Kerakyatan Indonesia (SAKTI). Dua organisasi yang juga didirikan oleh MWK. Gigink sampai sekarang masih sempat berbagi pengetahuan dengan penyelenggara pemilu sebagai pembicara seminar atau focus discussin group.

 

 

  • Juri Ardiantoro

 

 

[caption id="attachment_6568" align="alignright" width="444"]

Juri Ardiantoro[/caption]

Nama ketiga ini pasti banyak yang kenal. Pimpinan pertama KIPP Jakarta pernah menjabat sebagai komisioner KPU DKI Jakarta dan KPU RI.

Juri menyelesaikan strata satu di jurusan pendidikan sejarah IKIP Jakarta (sekarang UNJ), pada 1999. Lalu meraih gelar magisternya di jurusan Sosiologi FISIP UI pada 2000-2003. Kemudian, dia menyelesaikan doktoral di bidang Sosiologi di Universiti Malaysia, Kuala Lumpur, 2006-2015.

Juri Ardiantoro cukup aktif saat masih jadi mahasiswa. Dia tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dialah salah satu pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta. Aktivitasnya di KIPP itulah yang bisa jadi mengantarkannya berkarier di KPU.

Namanya memang heboh terdengar. Namun, banyak pihak yang meragukan Juri maju sebagai Sekjend KIPP Indonesia. Banyak pihak yang memprediksi Juri lebih layak sebagai Majelis KIPP. Bukan mengurusi teknis KIPP sebagai Sekjend. Akan tetapi, karena namanya sudah masuk dalam desas-desus persiapan Kongres KIPP. Bisa jadi semua berubah.

Di lain sisi, Juri tentu masih bisa mengumpulkan para senior KIPP Jakarta. Sampai saat ini memang belum ada nama yang muncul. Meskipun begitu, semua orang percaya bahwa KIPP Jakarta akan merekomendasikan nama bakal calon Sekjend KIPP. Siapapun dia? Masih dalam tahap pembicaraan, diskusi, rapat dan sebagainya.

 

 

  • Andrian Habibi

 

 

[caption id="attachment_6569" align="alignleft" width="338"]

Andrian Habibi[/caption]

Andrian Habibi adalah kader KIPP, mulai menjadi pemantau sejak tahun 2009. Mulanya, andrian, adalah pemantau lapangan. Memantau TPS-TPS selama hari pemungutan dan penghitungan suara.

Setelah itu, Andrian, sempat menjabat sebagai Sekretaris KIPP Kabupaten Pasaman. Pada awal tahun 2013, Andrian masuk ke Kota Padang dan menjadi Koordinator Pemantau Pemilu di KIPP Sumatera Barat. Saat Pilkada serentak pertama kali tahun 2015. Andrian sempat menjadi salah satu anggota Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pilkada Sumatera Barat.

Februari 2016, Andrian masuk ke Jakarta dan mejadi bahagian dari KIPP Indonesia.

Selain di KIPP, Andrian aktif di Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI).

[irp posts="6534" name="Menyambut Kongres KIPP, Demokrasi Internal Pemantau Pemilu"]

Dari keempat bakal calon, Andrian adalah calon termuda. Selain itu, Andrian menjadi satu-satunya calon yang berasal dari Sumatera. Jojo, Gigink dan Juri berasal dari KIPP di Jawa.

Selain dari keempat nama tersebut. Potensi muncul nama lain sangat tinggi. Hal ini karena nama bakal calon Sekjend KIPP akan muncul di forum kongres.

Misalnya muncul nama Charmadi, salah satu senior KIPP Jakarta. Meskipun dia masih menolak membahas persoalan kandidat. Tetapi di facebook sudah ada hastag #carmadiforsekjendkipp.

Terakhir adalah Kaka Suminta. Salah satu tokoh pendiri KIPP Jawa Barat. Dia saat ini sebagai pengemban amanah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjend KIPP Indonesia. Jika Kaka maju dan meramaikan bursa bakal calon Sekjend KIPP. Maka, nama Kaka adalah kandidat terkuat. Selain dari berhasil mengampu kepemimpinan karateker KIPP. Kaka Suminta juga aktif dalam diskusi kepemiluan internasional. Salah satunya, Kaka turut serta dalam diskusi, bahkan aksi massa di Malaysia.

Siapa yang akan ditetapkan sebagai calon Sekjend KIPP? Semua menunggu kabar dari cibubur pada 13-15 Januari 2018. Semoga perjuangan hak asasi dan demokrasi terlaksana mulai dari pemikiran, perkataan dan perbuatan. Selamat berkongres.

***