Viktor Bungtilu Laiskodat atau Viktor Laiskodat mendadak meroket karena pria yang lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 17 Februari 1965 itu diduga telah melakukan hate speech dalam sebuah pidato Viktor di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa 1 Agustus 2017 viral.
Politikus senior Indonesia yang berasal dari Partai Nasdem itu Jumat 4 Agustus 2017 lalu dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan Undang-Undang ITE pasal 28 ayat 2 dan juga Undang-undang KUHP 156, dan Undang-Undang Diskriminasi Nomor 40 Tahun 2008 berkaitan ucapannya waktu berpidato yang viral di sejumlah media.
Namun sejauh ini polisi tidak memproses laporan tersebut dengan alasan, Viktor Laiskodat mempunya hak imunitas alias kebal hukum karena apa yang diucapkannya terkait dengan tugasnya sebagai anggota DPR. Nama Viktor mau tidak mau dipersandingkan dengan Ahmad Dhani yang sudah ditetapkan sebagai tersangka karena hate speech yang dilakukannya.
[irp posts="4905" name="Antara Ahmad Dani dan Viktor Laiskodat, Polisi Tebang Pilih?"]
Selain Viktor menjadi anggota DPR RI dari Partai Nasdem dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II pada pemilihan umum legislatif 2014 dan ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Viktor juga seseorang pengacara serta membangun kantor advokat atas namanya sendiri.
Saat ini, Viktor menjadi anggota Komisi I DPR yang menaungi bagian Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi serta Informatika. Ia mewakili Fraksi Partai Nasdem yang menang di daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II mencakup daerah Kabupaten Belu, Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, serta Kota Kupang.
Di kalangan politisi, terutama di Senayan, Viktor dikenal sebagai orang yang tegas dengan kepribadian lugas, perkataannya disertai dengan aksi nyata. Bapak satu anak itu juga sempat menjabat sebagai legislator periode 2004-2009 dengan bergabung bersama beberapa inisiator Ormas Nasional Demokrat.
Namun, dalam perjalanan politiknya, Viktor menemukan idealismenya di Nasdem. Menurutnya, Nasdem adalah partai yang mengusung Pergerakan Perubahan Restorasi Indonesia. Ia merasakan Nasdem adalah semua muara idenya akan berjalan.
Namun, beberapa waktu ini, namanya kembali mencuat saat Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang tak kunjung melakuakn sidang etik terhadap tersangka kasus korupsi megaproyek KTP-Elektronik, Setya Novanto. Namanya disebut-sebut lantaran kejadian tolak-tarik penyidangan etik terhadap Novanto yang dilakukan MKD hampir seperti kejadian MKD tolak-tarik untuk melakukan sidang etik terhadap Viktor.
[irp posts="2053" name="Ahmad Dhani Tak Perlu Takut Ancaman Pasal Menghina Presiden"]
Ketua DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule beberapa bulan lalu mengaku naik pitam atas pidato Viktor yang terkesan mengadu-domba masyarakat. Seruan membunuh yang diucapkan Viktor menuai protres dari Iwan. Ia juga menyebut Viktor sebagai biang kerok dengan mengatakan bahwa Partai Gerindra pro-khilafah.
“Pertama itu soal bagaimana Viktor memprovokasi rakyat untuk saling membunuh antarsesama anak bangsa, di mana kata dia 'kalau tidak kita yang bunuh ya kita yang dibunuh duluan' itu salah satu. Kedua dia menuduh Partai Gerindra diurutkan nomor satu sebagai pendukung ekstrimis yang ingin mewujudkan negara khilafah,” kata Iwan di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 4 Agustus 2017 lalu.
Menurut Iwan, apa yang telah dilontarkan Viktor dalam pidatonya di Kupang tersebut adalah sebuah kebohongan. “Itu menurut saya kebohongan karena visi misi Partai Gerindra jelas adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Pancasila dan UUD 45,” kata dia.
Pidato Viktor di Kupang, Nusa Tengga Timur pada Selasa, 1 Agustus 2017 lalu menjadi viral lagi beberapa bulan ini. Ketua fraksi Nasdem itu dalam pidatonya mengajak hadirin untuk tidak memilih calon kepada daerah atau calon legislator dari partai-partai ekstremis dan pro khilafah. Ia secara lantang menyebut partai apa saja yang disinggungnya itu seperti Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN.
“Celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya kelompok ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra, partai nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, partai nomor empat namanya PAN,” kata dia.
Berikut biodata Viktor Laiskodat yang berhasil di himpun oleh PepNews.com dari berbagai sumber:
Pendidikan
SD Semau Kupang
SMPN 1 Kupang
SMA PGRI Kupang
Sekolah Tinggi Hukum Indonesia
Karier
Konsultan Hukum
Pengacara di Viktor B. Laiskodat Law Firm
Direktur PT Elok Kurnia Sejati
Anggota DPR RI dari Partai Goklar 2004-2009
Ketua Bidang Pertanian dan Maritim DPP Partai NasDem (2013-2018)
Anggota DPR RI dari Partai NasDem 2014-2019
Badan Pemenangan Pilpres Jokowi-JK (2014)
Pengalaman Organisasi
Wakil Ketua Penasihat Himpunan Advokat Indonesia
Ketua Forum Pemuda Kupang Jakarta
Pendiri Yayasan Peduli Kasih
Pendiri Pesona Boxing Camp
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews