Temu Kangen Alumi 212 Siap Putihkan Monas, Anies dan Rizieq Hadir?

Senin, 27 November 2017 | 08:56 WIB
0
467
Temu Kangen Alumi 212 Siap Putihkan Monas, Anies dan Rizieq Hadir?

Masih ingat dong ya demo 'akbar' 212 yang aksi bela agama itu. Gak terasa udah mau setahun pada akhir pekan depan. Sebagai bentuk solidaritas, tepat pada 2 Desember mendatang, mereka akan menggelar Reuni Akbar di Monas, Jakarta Pusat. Sekaligus zikir memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Sebelum hajatan besar di Monas, alumni 212 terlebih dahulu akan menggelar kongres nasional dari 30 November hingga 1 Desember 2017 di Jakarta. Katanya sih kongres ini buat menghimpun kembali kekuatan umat Islam dari berbagai aspek dan mengingat keindahan semangat persatuan dan kebersamaan. Ya, kebersamaan dan persatuan maksudnya saat aksi damai tahun lalu. Saat menuntut Ahok agar dihukum karena dituduh melakukan penistaan agama Islam.

Selain itu katanya juga untuk merespon kondisi politik, sosial dan hukum yang tengah berkembang di Indonesia belakangan ini.

[irp posts="4588" name="Jokowi dan JK Harus Hadiri Reuni Akbar 212, Tolak Proyek Reklamasi!"]

Pertanyaannya adalah, bukankah ini awalnya adalah bentuk 'panggilan' hati umat Islam sebagai upaya memperjuangkan agama, ya? Lah kok sekarang bisa ada kongres bahkan nanti ada reunian lagi. Kok bisa? Udah kayak organisasi yang terstruktur saja ya? Bisa jadi sih, mungkin bentar lagi bakal jadi ormas. Terus dikasih keleluasaan untuk mengurus negeri ini. Dikit-dikit ada aksi damai. Ya, mungkin saja.

"Tujuh juta lima ratus ribu bahkan lebih kawasan monas di putihkan oleh umat Islam dalam Aksi damai menuntut penista agama diadili dan menolak Ahok untuk menjadi gubernur periode kedua.
Dengan dipimpin oleh Imam besar Habib Muhammad Rizieq Shihab aksi berjalan sangat damai dan tertib. Itulah salah satu makna rahmatan lil'alamiin," begitu kata salah satu anggota alumni 212, Bernard Abdul Jabbar, baru-baru ini seperti dikabarkan Tribunnews.com.

Lalu apa lagi? Bukankah tujuan aksi pembela agama ini sudah tercapai: penjarakan Ahok? Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah medekam di penjara dan dihukum selama 2 tahun.

Terlepas dari perkara benar atau tidaknya Ahok menistakan agama, apakah nanti semua permasalahan di negeri ini harus diselesaikan oleh kelompok 'alumni 212' ini?

Seperti yang dilaporkan media yang sama, Bernard disitu menyebut bahwa Indonesia bisa terpecah belah menjadi negara-negara bagian dan bisa juga mengalami nasib seperti negeri melayu - Singapura yang didominasi oleh bukan etnis Melayu.

Begini, bukankah dengan berbicara seperti itu saja sudah membuat negeri ini bagai dikotak-kotak? Indonesia negara plural. Tidak ada beda apakah dia etnis A atau B, semua sama. Semua Indonesia. Lalu kenapa dengan etnis tertentu yang menjadi pemimpin? Apakah mereka tidak lebih baik dari etnis lainnya? Tidak ada jaminan.

Jika ia mengacu pada negara Singapura yang didominasi oleh enis selain Melayu, lihat, negara dengan ikon Singa itu maju dari segala bidang. Lihat dari segi lain. Jangan menjadi pribadi yang terlalu mengagungkan etnis sendiri. Boleh, tidak ada salah. Tapi jika ada yang lebih baik, kenapa tidak.

Lagipula, sadar tidak, tindakan aksi yang berepisode-episode beberapa waktu lalu itu tanpa disadari sudah memecahbelah rakyat Indonesia berdasar Agama. Lalu di mana letak toleransi sebagai rakyat yang hidup di negara plural seperti Indonesia? Indonesia bukan hanya ada umat Islam. Ada 5 agama lain yang juga diakui oleh negara. Serta ada penghayat kepercayaan yang juga saling hidup berdampingan. Ingat!

Lagipula, ketika Anis menggunakan kata 'pribumi' saat pidato setelah pelantikan itu jelas sebagai bentuk memecah belah rakyat Indonesia umumnya, warga Jakarta khususnya, dalam kavling pribumi-non pribumi.

Lah itu apa dong? Katanya bertujuan mempersatukan rakyat Indonesia.

Memang tidak ada salahnya dan sah-sah saja jika ingin membela agama, tapi jika begini, apakah aksi yang setahun lalu itu bisa dikatakan murni bela agama? Atau ada kepentingan politik di belakangnya?

[irp posts="2168" name="Demo 212; Unjuk Rasa, Unjuk Soliditas, dan Unjuk Kelemahan"]

Sebelumnya, alumni aksi damai ini sudah menggelar reuni saat 4 November lalu yang saat itu dikenal dengan aksi 411. Dalam kesempatan itu Rizieq meminta agar alumni aksi damai ini untuk  mengawal jalannya pemerintahan Gubernur Anis-Sandi. Kendati masih di Arab Saudi, Rizieq tetap 'memantau' saudara-saudara seiman di Tanah Air.

Tim Advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Kapitra Ampera, mengatakan, Rizieq meminta alumni 212 untuk mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

"Iya, semua, ada (Rizieq minta Anies-Sandi didoakan), keselamatan bangsa, keselamatan memimpin di Jakarta," ujar Kapitra seperti dikutip Kompas.com.

Dari awal aksi damai ini amat sangat jelas bermuatan politis. Jika benar aksi damai benar-benar hanya sekadar menuntut Ahok atas penistaan agama yang ia lakukan, lantas kenapa harus ada pesan mengawal kepemimpinan Anis-Sandi seperti itu?

Bukankah dulu katanya aksi damai tersebut murni panggilan hati sebagai umat Islam yang tidak terima agamanya dinistakan. Dan yang paling penting, aksi damai tersebut tidak hanya diikuti oleh warga Jakarta, tapi atas nama umat Islam di seluruh Indonesia. Benar ya, isu SARA amat sangat empuk untuk digoreng menjatuhkan 'lawan' dan menaikkan 'kawan'.

Dalam laporan yang sama, Bernard Abdul Jabbar juga menyebut bahwa anak bangsa harus tahu, dewasa ini terdapat masalah dan ancaman dihampir semua kehidupan. Ancaman seluruh anak bangsa atau ancaman bagi kepentingan 'kaum' tertentu? Kepentingan pribadi atau golongan tertentu dibebankan kepada semua orang atas dalih panggilan jiwa.

[irp posts="4588" name="Jokowi dan JK Harus Hadiri Reuni Akbar 212, Tolak Proyek Reklamasi!"]

Dalam reuni tersebut, berbagai pihak diundang, mulai dari Presiden Jokowi, Anis Baswedan hingga Habib Rizieq juga dikabarkan akan menghadiri alumi 'akbar' Sabtu mendatang. Habib Rizieq diperkirakan sudah ada di Jakarta hari Kamis atau Jumat nanti.

Reuni 212 ini juga dijaga oleh kurang lebih 25.000 pasukan dan itu terdiri dari Brimob Polda Metro Polri, Brimob Nusantara dan TNI.

Wow, benar-benar Reuni Akbar, ya. Selamat bertemu kangen. Semoga bisa memberi kedamaian bagi seluruh rakyat Indonesia!

***