Situasi Jakarta pasca aksi 212 sangat terasa damai, Presiden Jokowi tampak ceria dan rakyat bahagia. Tapi kini muncul kegaduhan, lantaran polisi nekat menciduk Putri Bung Karno yang tak berdaya di kursi roda.
Hem, tukang protes ditangkap, sementara koruptor kelas kakap, politisi nakal dan komplotan cukong yang mengais untung di jalur curang, bebas bertindak semaunya dan kebal hukum.
Ihwal arogansi itu bakal jadi inspirasi buat seniman Ratna Sarumpaet untuk menyuguhkan sebuah drama berjudul: “Cerita Usang Makar bin Makelar”.
[caption id="attachment_2226" align="alignleft" width="300"] Sri Bintang Pamungkas[/caption]
Kisah nyata dan mengharukan tentang pemufakatan jahat komplotan makelar hukum yang diduga melindungi jaringan cukong dan penista agama.
Aktor utama dilakoni Sri Bintang Pamungkas. Aktivis kawakan ini akan berperan sebagai pejuang keadilan dan bersahabat dengan seorang Jenderal bernama Kivlan Zein yang terkenal galak.
Sementara musisi Ahmad Dhani, putar akal menciptakan sebuah lagu yang membuat penonton tambah gusar, judulnya: “Penista Agama Jadi Tersangka, Kami Yang Ditangkap”.
Para politisi nakal dan korup pun rame-rame naik panggung, ikut memanas-manasi situasi. Sandiwara mereka terlihat norak dan dicurigai atas arahan si dalang yang bersembunyi di balik layar.
Walhasil, drama tak elok itu setiap hari menjadi santapan media massa dan menguras energi jutaan rakyat. Aneka tipu-tipu disuguhkan, saling sahut-menyahut, penuh prasangka dan getol menyiram kebencian.
[irp posts="2198" name="Soal Aksi 212 Polisi Lebay, Ini 4 Prasyarat Terjadinya Makar!"]
Tanpa sadar, Rachmawati, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas dan kawan-kawan yang tulus memperjuangan keadilan menjadi korban. Sementara si dalang tertawa puas, berhasil mengelabui publik.
Pak Kapolri dan kaum cerdas, masih banyak masalah krusial yang perlu dibenahi. Jangan lagi menambah beban bagi pemerintah dan rakyat dengan isu makar yang penuh akal-akalan.
Sudahlah, drama ditutup !
***
Faizal Assegaf (Ketua Progres 98)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews