Aksi Damai 212 yang merujuk pada tanggal pelaksanaan unjukrasa 2 Desember 2016 di Monas, pusat kota Jakarta, itu berjalan sesuai dengan namanya; aman, tertib, dan damai. Jutaan Muslim hadir untuk melaksanakan zikir dan sholat Jumat berjamaah di tengah hujan yang mengguyur lebat.
Jangankan hujan air, bahkan hujan batu panas pun kalau soal keimanan akan dihadapi Muslim dengan penuh keyakinan. Maka, tidak ada kata bubar sedikit pun dari jamaah. Mereka bergeming, tetap duduk bersila melantunkan zikir dan shalawat.
Yang cukup mengagetkan dan luput dari perkiraan orang adalah hadirnya Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla untuk melaksanakan shalat Jumat bersama. Jokowi didampingi sejumpah menteri dengan pengawalan Paspampres, menuju arena tempat Aksi Damai 212 dilaksanakan dengan menggunakan payung biru peninggalan rezim Susilo bambang Yudhoyono. Berindak selaku khatib Jumat "terbuka" itu adalah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Seperti sudah diduga, khotbah Jumat Rizieq berisi "pelajaran" bagaimana seharusnya Presiden RI berprilaku, bagaimana surat Al Maidah 51 harus dilaksanakan sebagai pedoman memilih pimpinan, dan bagaimana ummat Islam menyikapi orang atau golongan yang menistakan agama. Ceramah yang seharusnya teduh berisi pesan persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan, terlewatkan begitu saja.
[irp posts="2188" name="Masya Allah, Bila Jokowi Ikut Doa dan Jumatan Akbar"]
Presiden Jokowi yang diberi kesempatan untuk memberi sambutan bicara apa adanya, yaitu soal ucapan terima kasihnya kepada Rakyat Indonesia. Ia memanfaatkan dengan jitu massa besar dan panggung terbuka untuk menyampaikan pesan persatuannya. Berikut sambutan Jokowi selengkapnya...
Bismillahirahmanirahim.
Alhamdulillahirabilalamin Washolatu wassalammu'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du
Yang saya hormati, yang saya muliakan, para ulama, para kiai, para habaib, para ustaz, hadirin hadirat, yang pada siang hari ini hadir.
Pertama-tama, terima kasih atas doa dan zikir yang telah dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan negara kita. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Yang kedua, saya ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya karena seluruh jemaah yang hadir tertib dalam ketertiban sehingga acaranya semuanya bisa berjalan dengan baik. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Sekali lagi terima kasih dan selamat kembali ke tempat asal masing-masing, ke tempat tinggal masing-masing, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Sejatinya, yang seharusnya mendapat panggung di Aksi Damai 212 ini adalah Rizieq Shihab. Soalnya, waktu dan panggung selaku khatib diberikan seluas-luasnya kepadanya. Beredar kabar, seharusnya panggung ini diperuntukkan bagi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun kenyataannya, Rizieq-lah yang menjadi khatib khutbah Jumat.
Jika pada Aksi Bela Islam pada 4 November lalu Jokowi menuduh ada penunggang atau penumpang gelap, yaitu para politisi, kini Jokowi boleh disebut sebagai "penumpang terang". Sebab, secara terang-terangan Jokowi "memanfaatkan" panggung besar dengan massa jutaan itu untuk menyampaikan pesan damai dan pesan persatuan bagi NKRI yang dipimpinnya. Tidak harus repot-repot, semacam panggung gratis saja.
Presiden Jokowi juga tidak harus melakukan "rujuk nasional", karena memang belum berantem dan dengan siapa pula ia berantem.
Aksi Damai 212 sejatinya sudah "hype" di media sosial tanpa harus diiklankan sana-sini, Umat Islam dipersatukan oleh kepentingan dan tekad yang sama, tekad menuntaskan kasus hukum yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap menista agama. Prosesinya bahkan diawali oleh "repertoire" berupa long march warga Muslim asal Ciamis dengan berjalan kaki menuju Jakarta.
[irp posts="2198" name="Soal Aksi 212 Polisi Lebay, Ini 4 Prasyarat Terjadinya Makar!"]
Solidaritas sesama Muslim tercermin dari kesediaan warga Muslim lainnya yang menyambut peserta long march di tempat-tempat yang mereka lewati. Bahkan efeknya seperti bola salju yang menggelinding, semakin ke bawah semakin besar dan terus membesar.
Aparat keamanan, dalam hal Kepolisian RI, telah sigap bekerja. Mana yang murni ingin menyatakan sikap pada Aksi Damai 212, mana yang justru cuma mau mendompleng aksi besar itu secara gratis untuk membelokkan aksi itu menjadi makar dengan dua tuntutan; penjarakan Ahok dan Gelar Sidang Istimewa untuk mengembalikan UUD 1945.
Sepuluh orang kena ciduk aparat dengan tuduhan menyeramkan, yaitu makar. Kesepuluh pendompleng alias penumpang gelap aksi itu ialah "sejoli" Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, Adityawarman, Jamran, Eko, serta Rizal Khobar. Nama-nama mereka tercantum dalam sebuah pernyataan bersama yang kemudian dianggap sebagai upaya makar oleh aparat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews