Politik Indonesia akan mencatat sejarah baru di mana dua kakak beradik maju secara bersamaan sebagai bakal calon gubernur di provinsi yang berbeda. Kedua kakak-beradik itu adalah Yusril Ihza Mahendra dan Yusron Ihza Mahendra.
Tentu saja ini dengan catatan, Yusril jadi dimajukan sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta oleh koalisi “pengeroyok” pasangan gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama dengan Djarot Saiful Hidayat.
Rabu, 21 September 2016 kemarin, di Bangka Belitung Yusron Ihza Mahendra yang tidak lain adik Yusril yang masih menjabat Duta Besar RI untuk Jepang, meminang Yusroni Yazid sebagai bakal wakil calon gubernur dan telah mendaftarkan diri ke KPU setempat.
“Duet YY” alias Yusron-Yusroni yang diusung PPP, PD dan PBB ini lima tahun lalu juga “mengadu nasib” yang sama, yakni memperebutkan kursi Babel-1. Namun nasib baik belum berpihak kepada pasangan ini, mereka kalah tipis dari pasangan Eko Maulana Ali (almarhum) yang berpasangan dengan Rustam Efendi.
Seperti diulas PepNews! sebelumnya, nama-nama kandidat seperti Yusril Ihza Mahendra, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan bahkan Agus Harimurti Yudhoyono, sedang dibahas dan digodok oleh Koalisi Empat Partai Sisa alias Koppasis, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat nasional (PAN), dan Partai Demokrat (PD).
Namun sampai ulasan ini diturunkan, nama kandidat belum berhasil dimunculkan juga. Hal ini terkait dengan turun arenanya Boss Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kadung telah memasangkan Sandiaga Uno dengan kader PKS Mardani Ali Sera.
Koalisi Dua Partai alias KoDuapa antara Gerindra dan PKS memang memiliki 26 kursi, cukup untuk mencalonkan pasangan, tetapi Prabowo belum merestui. Sementara Sandiaga yang menjomblo cukup lama telanjur memproklamirkan Mardani sebagai pasangannya.
Alhasil, dalam pertemuan “Cikeas” di kediaman mantan Presiden RI yang juga Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono itu, dibuat sejumlah skenario dan simulasi siapa pasangan yang dianggap mampu menandingi Ahok-Djarot yang telah didaftarkan ke KPU. Tetapi besar kemungkinan adanya tawar-menawar dalam bentuk “uang mahar” tidak terelakkan dalam menentukan pasangan nanti.
Jika hal ini terjadi, posisi Sandiaga Uno sebagai pengusaha tajir bakal rawan untuk “dipalak” dalam pusaran Pilkada DKI Jakarta. Jika bisa memenuhi permintaan, posisinya sebagai bakal calon gubernur aman, tetapi jika hanya bisa memenuhi setengahnya, cukup puas di posisi bakal wakil calon gubernur saja. Elektabilitas dan popularitas pasangan akan menjadi dinomorsekiankan jika "uang mahar" sudah bicara.
Dalam posisi "dilematis" inilah nama Yusril menjadi menguat. Meski tidak setajir Sandiaga, tetapi Yusril punya “nilai jual” tinggi jika nanti diperhadapkan dengan pasangan Ahok-Djarot. Representasi Yusril yang Muslim bisa dengan mudah dihadapkan dengan Ahok yang “kafir” dan beretnis Tionghoa. Sentiman SARA sudah pasti bakal dimainkan di sini dan itu sebenarnya “poin lebih” Yusril jika dibandingkan Sandiaga atau bahkan sosok lainnya.
Suka atau tidak, SARA bakal dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta ini!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews