Jebakan Ilusi

Intinya, menulis fakta itu, ya, beralas fakta. Bukan ilusi. Atau mimpi-mimpi, atau maunya si penulis belaka. Jika tak diceritakan sendiri oleh narasumber.

Selasa, 19 April 2022 | 15:35 WIB
0
101
Jebakan Ilusi
Ilustrasi ilusi (Foto: Facebook.com)

Mungkin zaman memang sudah lain. Kisah cinta segi tiga berdarah di kota Makassar kini bisa ditemui di begitu banyak media, artikel, ulasan, juga kesaksian. Semua dikupas, orang-orang yang terkait dengannya dibahas sampai ke kulit jangatnya, bahkan ke kedalaman hati.

Beberapa penulis di media bahkan menerawang isi hati keluarga pelaku dengan bumbu-bumbu romantisme yang membuai. Judulnya bisa seperti ini: Pedihnya Hati si A... dst

Dan kita patut bertanya: itu fakta atau karangan penulis? Berita itu tanpa reportase, tanpa fakta, tanpa wawancara. Semua hanya berupa jalinan cerita. Lempang seperti curahan hati. 

Ya. Mungkin zaman sudah lain. 

Saya ingat pelajaran dasar bagi jurnalis, tentang pagar api yang tegas tak boleh dilanggar antara fakta dan opini penulis.

Intinya, menulis fakta itu, ya, beralas fakta. Bukan ilusi. Atau mimpi-mimpi, atau maunya si penulis belaka. Jika tak diceritakan sendiri oleh narasumber, jangan pernah menulis begini: 

"Ia membayangkan bla-bla-bla..", 

"Sekarang mereka menyesal karena anu, anu dan anu...", 

"Dalam hati mereka,...." atau 

"Terlintas di benaknya bla-bla-bla ...."   

Kalimat di atas sudah pasti bohong jika penulis tak mendengar sendiri kata-kata orang itu. Bagaimana mereportase di kedalaman hati atau menggambarkan isi pikiran orang? 

Jadi, sesungguhnyalah sodara-sodara, jangan pernah percaya media yang menulis bahwa "sekarang si A menyesal memilih sang komandan ..." dengan alasan yang penulis gambarkan dari benak orang lain. 

Kecuali, ia sosok seperti Lucy di film Luc Besson, manusia yang karena sesuatu yang tak terduga, tiba-tiba bisa memanfaatkan segenap kemampuan otaknya. Ia mampu membaca pikiran orang lain dan mengendalikan materi-materi di sekitarnya.

Tapi itu cuma di film. Di dunia nyata ia tak pernah ada.

***