Pak Sutrisno adalah contoh laki-laki sejati dan suami teladan. Berjuang mencari nafkah yang halal meskipun harus bermandikan keringat yang tak berkesudahan.
Namanya Pak Sutrisno. Asalnya dari Tegaldowo Gemolong Sragen. Mudah-mudahan tidak salah denger. Profesinya jadi pembuat tangga bambu.
Di tengah teriknya matahari yang sangat panas, berkeliling menjual tangga bambu. Jarak antara kampungnya dengan kampung saya sekitar 10 km.
Tadi pagi bawa 6 tangga. Ada ukuran 3 dan 4 meter. Harganya 40 dan 50 ribu. Hingga jam 1 siang ini, masih ada 4 tangga. Diikat pada sepeda tua. Berjalan mengitari jalan aspal dan cor. Ditemani panasnya mentari.
Saat sedang makan siang bersama anak sulung di sebuah warung, saya hentikan Pak Sutrisno. Saya beli satu, tapi minta diantar ke rumah. Setelah saya bayar, saya jelaskan ciri-ciri rumah saya. Saya pun melanjutkan makan.
Usai makan, saya dan anak lanang pulang. Tiba-tiba terlihat Pak Sutrisno berhenti di dekat klinik kesehatan. Begitu saya bunyikan klakson, ternyata beliau hanya bingung. Saya kasih kode agar mengikuti.
Setiba di rumah, Pak Sutrisno melepas satu tangga yang saya pilih. Saya ajak berkenalan. Saya tunjukkan kepadanya jika sebenarnya saya sudah punya tangga segitiga dari besi. Namun, saya tertarik dengan kegigihan beliau berjualan.
Terbayang tahun 92an ketika saya masih jadi pedagang asongan di Yogyakarta. Betapa sulitnya mencari rezeki. Betapa sulitnya merayu pembeli. Dan betapa sulitnya membawa untung agar punya modal berjualan esok hari.
Terbayang betapa susahnya kehidupan Pak Sutrisno. Istri dan anak-anaknya tentu sudah menunggu kepulangannya. Pulang dengan membawa duit untuk beli beras dan lauknya. Sekadar untuk mengisi perut mereka.
Pak Sutrisno adalah contoh laki-laki sejati dan suami teladan. Berjuang mencari nafkah yang halal meskipun harus bermandikan keringat yang tak berkesudahan. Semoga Allah memberikan kesehatan dan keselamatan kepadanya.
Aamiin yra....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews