Mempertanyakan Kualitas Da'i

Dahulu, Islam berkembang pesat karena ulama dahulu gandrung banget dengan ilmu pengetahuan. Tumpukan buku ada di seluruh pelosok perpustakaan negeri.

Sabtu, 7 Maret 2020 | 06:53 WIB
0
207
Mempertanyakan Kualitas Da'i
Ilustrasi penceramah (Foto: inilah.com)

Tulisan ini diawali dengan batasan bahwa da'i adalah orang yang menyebarkan ilmu. Apapun latar profesinya. Maka, da'i bisa diartikan guru, dosen, mubaligh, peneliti dan lain-lain.

Tulisan ini pun berupa ungkapan keprihatinan yang mendalam. Bagaimana mungkin seorang doktor bisa berpendapat bahwa virus Corona adalah tentara Allah (baca : Tuhan). Logika paling sederhana, kalau memang tentara Tuhan, mengapa dilarang masuk ke rumah-Nya?

Ada lagi seorang doktor yang menduduki posisi penting. Ia pernah berujar bahwa perempuan yang mandi bersamaan dengan lelaki secara terbuka bisa hamil. Katanya, sperma yang kuat bisa menjadi penyebabnya. Itu pendapat doktor lo. Doktor.....

Tadi, saya hadir ke sebuah acara pengajian. Narasumbernya bilang, kerugian China akibat Corona ribuan triliun. Katanya, muslim Uighur tak satu pun yang terkena Corona karena ketaatan kepada Tuhannya.

La kok bisa-bisanya bilang begitu. Dasarnya apa? Darimana sumbernya? Bagaimana bisa terjadi?

Latar pendidikan saja tidak mendukung ucapannya, bagaimana mungkin ia berani ngomong begitu? Jarak Uighur ke Wuhan itu setara Surabaya - Jakarta. Ada berita, dua orang Jakarta terduga terkena Corona, tapi tidak ada tuh warga Surabaya yang kena. Dan penyebab Corona juga sedang diteliti. Benarkah akibat binatang atau lainnya?

Ada lagi dai yang bilang kalau Candi Borobudur dibuat Nabi Sulaiman. La apa da'i itu tidak pernah belajar sejarah. Nabi Sulaiman hidup sekitar tahun 930 SEBELUM Masehi, sedangkan Candi Borobudur dibangun zaman Raja Samarattungga pada 900 Masehi. Artinya, ada selisih waktu 1.600 tahun. Jauuuhhhh banget.....

Sebagai orang yang dianggap berilmu, seharusnya ia rajin membaca buku dan mengikuti perkembangan zaman. Terlebih zaman sudah canggih seperti sekarang yang begitu mudah kita mencari kebenaran ilmu pengetahuan. La kok malah bikin malu.....

Dahulu, Islam berkembang pesat karena ulama dahulu gandrung banget dengan ilmu pengetahuan. Tumpukan buku ada di seluruh pelosok perpustakaan negeri. Maka, Islam pernah merajai segala disiplin ilmu : matematika, meteorologi, fisika, sastra dan lain-lain.

La sekarang? Mosok modal share WA langsung dipercaya tanpa ada upaya untuk mencari kebenaran. Kasihan banget dengan dosa jariyah yang ia sebarkan karena sangat boleh jadi ada orang yang percaya omongannya. Kalau saya sih, dengar judul dan intonasi suaranya saja langsung kabur....

***