Dahulu, Islam berkembang pesat karena ulama dahulu gandrung banget dengan ilmu pengetahuan. Tumpukan buku ada di seluruh pelosok perpustakaan negeri.
Tulisan ini diawali dengan batasan bahwa da'i adalah orang yang menyebarkan ilmu. Apapun latar profesinya. Maka, da'i bisa diartikan guru, dosen, mubaligh, peneliti dan lain-lain.
Tulisan ini pun berupa ungkapan keprihatinan yang mendalam. Bagaimana mungkin seorang doktor bisa berpendapat bahwa virus Corona adalah tentara Allah (baca : Tuhan). Logika paling sederhana, kalau memang tentara Tuhan, mengapa dilarang masuk ke rumah-Nya?
Ada lagi seorang doktor yang menduduki posisi penting. Ia pernah berujar bahwa perempuan yang mandi bersamaan dengan lelaki secara terbuka bisa hamil. Katanya, sperma yang kuat bisa menjadi penyebabnya. Itu pendapat doktor lo. Doktor.....
Tadi, saya hadir ke sebuah acara pengajian. Narasumbernya bilang, kerugian China akibat Corona ribuan triliun. Katanya, muslim Uighur tak satu pun yang terkena Corona karena ketaatan kepada Tuhannya.
La kok bisa-bisanya bilang begitu. Dasarnya apa? Darimana sumbernya? Bagaimana bisa terjadi?
Latar pendidikan saja tidak mendukung ucapannya, bagaimana mungkin ia berani ngomong begitu? Jarak Uighur ke Wuhan itu setara Surabaya - Jakarta. Ada berita, dua orang Jakarta terduga terkena Corona, tapi tidak ada tuh warga Surabaya yang kena. Dan penyebab Corona juga sedang diteliti. Benarkah akibat binatang atau lainnya?
Ada lagi dai yang bilang kalau Candi Borobudur dibuat Nabi Sulaiman. La apa da'i itu tidak pernah belajar sejarah. Nabi Sulaiman hidup sekitar tahun 930 SEBELUM Masehi, sedangkan Candi Borobudur dibangun zaman Raja Samarattungga pada 900 Masehi. Artinya, ada selisih waktu 1.600 tahun. Jauuuhhhh banget.....
Sebagai orang yang dianggap berilmu, seharusnya ia rajin membaca buku dan mengikuti perkembangan zaman. Terlebih zaman sudah canggih seperti sekarang yang begitu mudah kita mencari kebenaran ilmu pengetahuan. La kok malah bikin malu.....
Dahulu, Islam berkembang pesat karena ulama dahulu gandrung banget dengan ilmu pengetahuan. Tumpukan buku ada di seluruh pelosok perpustakaan negeri. Maka, Islam pernah merajai segala disiplin ilmu : matematika, meteorologi, fisika, sastra dan lain-lain.
La sekarang? Mosok modal share WA langsung dipercaya tanpa ada upaya untuk mencari kebenaran. Kasihan banget dengan dosa jariyah yang ia sebarkan karena sangat boleh jadi ada orang yang percaya omongannya. Kalau saya sih, dengar judul dan intonasi suaranya saja langsung kabur....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews