Puasa dalam Ajaran Buddha

Buddha pun mewajibkan para Bhikkhu di setiap Hari Uposatha memberikan pengajaran kepada umat Buddha.

Rabu, 29 April 2020 | 10:42 WIB
0
250
Puasa dalam Ajaran Buddha
Ilustrasi puasa dan ketenangan (Foto: buddhazine.com)

Lebih dari 2.500 tahun yang silam, Sang Buddha telah mengajarkan umat untuk berpuasa. Kata "Uposatha" berasal dari kata Sansekerta "upavasatha".

Kemungkinan kata "upavasatha" adalah akar kata dari kata "puasa" dalam bahasa Indonesia. Yang berasal dari kata "upavasa" yang terdiri dari kata "upa" (artinya dekat, mendekat) dan "vasa" atau "vassa" (artinya berdiam atau tinggal).

Kata "Upavasatha" yang bermakna berdiam dalam, berdiam dekat, mengamalkan, menjaga, merawat.

Bahkan Sang Buddha pada masa itu telah menetapkan Hari Uposatha, atas permintaan Raja Seniya Bimbisara, sebagai hari bagi umat perumah tangga untuk "berpuasa" dengan melaksanakan 8 aturan moral, yaitu :

1. Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.

2. Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan (mencuri).

3. Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan tidak suci (menahan diri dari aktivitas seksual).

4. Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar (berbohong).

5. Aku bertekad melatih diri menghindari minuman memabukkan yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

6. Aku bertekad melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari.

7. Aku bertekad melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi menonton pertunjukan, memakai, berhias dengan bebungaan, wewangian, dan barang olesan (kosmetik) dengan tujuan untuk mempercantik tubuh.

8. Aku bertekad melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah).

Buddha pun mewajibkan para Bhikkhu di setiap Hari Uposatha memberikan pengajaran kepada umat Buddha.

Hari Uposatha jatuh pada hari ke-8 dan ke-14 atau ke-15 setiap bulan pada paruh bulan gelap dan paruh bulan terang.

***