Sikap "nothing to lose" bukan berarti dia tak mau kerja keras. Dia pekerja keras. Sangat keras malah. Hanya saja jika tak berhasil, beliau bisa santai, tidak stres karena "nothing to lose".
Pak Dahlan Iskan setelah tidak bekerja lagi di Jawa Pos (koran yang dia besarkan dan membesarkan namanya) aktif menulis minimal satu kali tiap hari di website pribadinya disway(dot)id. Saya rasa ada satu kepentingan yang dia tunjukkan dalam tulisan-tulisannya. Apa itu?
Saya suka tulisan pak Dahlan Iskan karena tulisannya itu enak dibaca, dia bisa menjelaskan yang ruwet menjadi sederhana, runut, dan yang paling penting lagi: obyektif.
Kalau mungkin agak ada kecenderungan ke politik, paling sedikit ke arah SBY, mungkin karena pernah jadi menteri di era SBY. Tapi itupun setahu saya sangat sedikit atau bisa dibilang hampir tidak ada.
Tahun 2014, dia dukung Jokowi. Tahun 2019 dia dukung Prabowo. Fakta itu setidaknya menunjukkan dia bukan cebong atau kampret yang fanatik sama pilihan politik. Mau dukung siapa, suka-suka saja, sesuai apa yang sedang dia rasakan.
Sekarang ini, dia suka menyatakan dirinya sebagai "bukan siapa-siapa" untuk menunjukkan kerendahhatiannya. Namun sebenarnya itu bukan pernyataan rendah hati, tapi lebih menyatakan diri bahwa dia tak lagi punya beban dan tak punya kepentingan apapun saat menulis.
Kegiatan menulis baginya bukanlah dalam rangka membangun opini atau "pesanan" dari pihak lain. Menulis baginya adalah menikmati hidup dan tetap memberikan manfaat ke banyak orang yang mau baca tulisannya.
Kita harus tahu bahwa setelah beliau operasi "ganti hati", beliau selalu menunjukkan rasa syukurnya bahwa dia diberi "nyawa bonus" sehingga dia sekarang jauh lebih bersikap "nothing to lose". Tak ada yang mencegahnya menulis, karena dia tak punya kepentingan apapun. Kalau misal ada yang dia "rem" saat menulis hanyalah karena pertimbangan nanti bisa membuat masyarakat panik atau sejenisnya.
Sikap "nothing to lose" sebenarnya sudah jadi bawaannya (mungkin) sejak lahir. Lahir di keluarga sangat sederhana (baca: miskin) di desa, di lingkungan yang mengajarkan agama dengan baik, membuat hidupnya lebih banyak bersyukur. Berhasil ya Alhamdulillah, nggak berhasil juga tidak masalah. Toh dari lahir juga tidak punya apa-apa.
Namun, sikap "nothing to lose" bukan berarti dia tak mau kerja keras. Dia pekerja keras. Sangat keras malah. Hanya saja jika tak berhasil, beliau bisa santai, tidak stres karena "nothing to lose".
Nah, sudah dasar karakternya seperti itu, ditambah kesempatan dapat "nyawa bonus", dia semakin "nothing to lose".
Secara finansial sangat mampu, tidak lagi terikat pekerjaan yang punya beban besar, tampaknya dia saat ini lebih menikmati hidup dengan bahagia. Perbanyak ibadah, habiskan waktu dengan keluarga, keliling dunia, dan tetap menulis. What a life!
Secara politik ataupun secara bisnis, tulisannya tak punya tendensi, tak punya kepentingan. Kadang ke utara, kadang ke selatan. Kadang ngetan, kadang ngulon. Bebas, tanpa beban.
Hanya satu, kepentingan pak Dahlan Iskan saat ini dalam menulis, yaitu: Dia ingin tulisannya bisa menjadi tulisan yang bisa dipercaya!
Jika seorang penulis sudah punya kepentingan seperti itu, itu berarti tulisannya (apapun temanya) layak dibaca. Layak dipercaya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews