Pendiri bangsa ini mampu dan mau mengorbankan dirinya untuk memperjuangkan kemerdekaan untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang dijajah.
Saat saya masih kecil, ketika pergi ke dokter gigi bersama kakak dan adik, ibu saya mewajibkan kami membawa buku untuk dibaca saat menunggu giliran periksa gigi. Kebiasaan membaca ini terus berlanjut sampai sekarang. Kemanapun saya pergi selalu ditemani oleh buku.
Saat ini dengan semakin mudahnya akses terhadap berita, film, musik, Anda punya banyak alasan untuk tidak baca buku. Itu adalah realita hari ini, kalau kita tidak menanamkan minat membaca dari usia dini, sangat sulit bagi Anda untuk terbiasa memiliki kemampuan membaca nantinya.
Saya berharap di Universitas PGRI ada suatu kultur membaca yang dibudayakan secara terstruktur, sistematis dan masif. Budaya membaca harus didapatkan, baik di rumah maupun di kampus.
Saya juga berharap universitas akan menjadi tempat dimana Anda tidak hanya menuntut ilmu tapi Anda mulai belajar untuk memberi. Ini adalah salah satu filosofi yang disampaikan orangtua saya dulu.
Oleh orang tua kami diberikan nasihat, "Ndhuk, uripmu ojo ning mikirke kanggo awakmu dewe" yang artinya kalau kamu hidup janganlah hidup hanya memikirkan diri sendiri. Biasakan untuk memikirkan orang lain dan kepentingan orang lain.
Sehingga kemudian saya terbiasa hidup tidak selalu memikirkan diri sendiri. Waktu saya jadi dosen, apa yang saya bisa berikan untuk mahasiswa saya? Waktu saya menjadi menteri, "Apa yang bisa saya berikan lebih?". Waktu saya di Bank Dunia, "Apa yang bisa saya berikan lebih?". Jangan terus menerus memikirkan diri sendiri, tapi cobalah untuk memikirkan orang lain.
Dan itulah sebetulnya nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Inilah yang membuat Indonesia bisa merebut kemerdekaannya, sementara negara tetangga kita, dia tunggu diberi oleh penjajahnya. Indonesia merebut, karena kita memikirkan orang lain. Para pendiri bangsa kita memikirkan rakyat Indonesia yang menderita.
Pendiri bangsa ini mampu dan mau mengorbankan dirinya untuk memperjuangkan kemerdekaan untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang dijajah.
Semarang , 23 Juli 2019.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews