Pram, Minke, Tirto dan Hanung

Keseriusan Hanung untuk meramu mantra "make belief" medium film untuk roman "Bumi Manusia" patut dipuji.

Minggu, 18 Agustus 2019 | 07:05 WIB
0
691
Pram, Minke, Tirto dan Hanung
Pramoedya Ananta Toer (Foto: Kompas.com)

Semalam saya sempat menonton film "Bumi Manusia" arahan sutradara hebat Hanung Bramantyo. Filmnya berdurasi 3 jam 1 menit. Saya baru selesai nonton jam 01.00 lewat tengah malam.

Saya suka. Terharu, karena selain plot kisahnya memang sarat emosi. Juga karena akhirnya buku pertama dari tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer ini bisa diangkat ke layar bioskop.

Buku adalah bentuk produk Media Massa tertua sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Disusul koran, majalah, radio, film, televisi, dan rekaman musik. Ketika itu media massa belum digital atau masih analog sehingga lazim disebut Media konvensional atau Old Media. Begitu muncul Media Baru yang digital dan berbasis Internet, maka kejayaan Media Lama mulai memasuki senja kala.

Betapapun, penerbitan buku masih ada. Begitu pula penerbitan koran/majalah cetak, walaupun sudah lewat masa jayanya. Film justru menunjukkan kebangkitan kembali, baik produksi luar maupun dalam negeri.

Film "Bumi Manusia" salah satunya, yang dirilis berbareng film "Perburuan" (dari novel Pramoedya juga, arahan sutradara Richard Oh) tanggal 15 Agustus lalu. Ini sungguh penghargaan kepada Pram, sastrawan Indonesia yang banyak dipuji pengamat dalam dan luar negeri.

Keseriusan Hanung untuk meramu mantra "make belief" medium film untuk roman "Bumi Manusia" patut dipuji.

Tentu ada siasat komodifikasi dengan casting memasang Iqbal Ramadhan sebagai Minke. (Iqbal sukses memerankan Dilan dalam film remake "Dilan 1991".) Dan mengajak penonton ikut menyanyikan lagu "Indonesia Raya" pada awal film, serta lagu "Ibu Pertiwi" yang dinyanyikan Iwan Fals pada akhir film.

Beberapa adegan film "Bumi Manusia" menunjukkan kerja para wartawan dan penerbit koran. Termasuk Minke yang menjadi penulis kolom opini.

Jika di buku "Bumi Manusia" tokoh Minke belum diungkapkan nama dan sosok aslinya, maka di film arahan Hanung ini disebutkan bahwa Minke adalah Raden Mas Tirto (Adhi Soerjo), putra Bupati Blora.


Film "Bumi Manusia" (Foto: Suara.com)

RM Tirto Adhi Soerjo alias Minke (panggilan olok-olok yang sebenarnya merendahkan) adalah sosok "Sang Pemula" yang ditulis juga sebagai buku oleh Pram. Tirto adalah perintis pers Indonesia dan wirausaha (pendiri Serikat Dagang Islam) sekaligus pembuka jalan bagi lahirnya Nation bernama Indonesia.

Masih dalam suasana HUT ke 74 Kemerdekaan Republik Indonesia, film "Bumi Manusia" teramat sayang jika kita lewatkan menontonnya. Juga bukunya layak dibaca dan dikoleksi. Tak perlu takut dirazia Kejaksaan Agung dll.

Kita justru perlu berbangga, di alam Indonesia Merdeka pernah ditulis (dengan teramat susah payah) buku dan film tentang salah satu Bapak Bangsa Indonesia.

***