Disertasi sesat Abdul Aziz yang mendapatkan nilai sangat memuskan tersebut bagian dari desain sekuleriasi agama dan pendangkalan akidah di kampus Islam.
1. Menjadikan zaman dulu sebelum zaman rasul sebagai landasan pengambilan hukum.
2. Mengaburkan istilah perbudakan dengan istilah milkul yamin yang dia adopsi dari Muhammad Syahrur.
3. Menqiyaskan dalil hubungan seks seorang budak dengan hubunngan seks manusia merdeka.
4. Membela diri dengan dalil lemah yang tidak berasal dari Alquran, karena sejatinya soal zina dalam Alquran status hukumnya sudah Qothi tusubut Qothi dilalah. Tapi dia mau menjadikan soal ini jadi urusan samar samar lagi.
5. Menjadikan Muhammad Syahrur sebagai rujukan, padahal Muhammad Syahrur adalah intelektual Suriah bidang teknik sipil bukan jurusan Islam.
6. Muhammad Syahrur bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan Islam formal sama sekali, karena semua kuliahnya bidang teknik sipil. Itu sama dengan saya nulis disertasi soal Islam tapi rujukannya Tesla dan Elon Musk. Pencipta mobil listrik Tesla.
7. Mengarang sendiri teks teks Alquran dengan menyamarkan banyak hukum hukum Islam khususnya soal zina yang dalam Islam tidak butuh banyak tafsir lagi.
8. Promotor disertasi juga gak kalah konyol dan koplak. Disertasi bidang Islam tapi rujukannya ke pakar teknis sipil, bisa lolos dengan nilai sangat memuskan. Koplak kuadrat.
9. Institusi UIN yang dikenal sebagai kampus "BUMN" dengan sadar dan sangat sengaja membiarkan banyak karya tulis sampah lalu dianggap karya ilmiah. Terkesan pemerintah mendukung liberalisme Islam di kampus kampus Islam.
10. Disertasi Abdul Aziz mirip dengan tulisan tulisan Ulil, Zuhairi, Lutfie, Harun Nasution dll. Intinya bikin kontroversi dengan tulisan tapi pas dicek oleh intelektual beneran hanya sampah belaka.
11. Disertasi sesat Abdul Aziz yang mendapatkan nilai sangat memuskan tersebut bagian dari desain sekuleriasi agama dan pendangkalan akidah di kampus Islam.
Ini semua Sesat menyesatkan. Koplak dan konyol. Beginilah kalau sarjana Islam kebanyakan baca buku terjemahan, lalu akting sebagai ahli tafsir yang kebelet pengen menyandang gelar doktor buat nambah nambah belanja dapur.
TZU
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews