Beberapa Kekonyolan Abdul Aziz dan Disertasi Sesatnya

Disertasi sesat Abdul Aziz yang mendapatkan nilai sangat memuskan tersebut bagian dari desain sekuleriasi agama dan pendangkalan akidah di kampus Islam.

Kamis, 5 September 2019 | 20:41 WIB
0
391
Beberapa Kekonyolan Abdul Aziz dan Disertasi Sesatnya
Abdul Aziz (Foto: Tribunnews.com)

1. Menjadikan zaman dulu sebelum zaman rasul sebagai landasan pengambilan hukum.

2. Mengaburkan istilah perbudakan dengan istilah milkul yamin yang dia adopsi dari Muhammad Syahrur.

3. Menqiyaskan dalil hubungan seks seorang budak dengan hubunngan seks manusia merdeka.

4. Membela diri dengan dalil lemah yang tidak berasal dari Alquran, karena sejatinya soal zina dalam Alquran status hukumnya sudah Qothi tusubut Qothi dilalah. Tapi dia mau menjadikan soal ini jadi urusan samar samar lagi.

5. Menjadikan Muhammad Syahrur sebagai rujukan, padahal Muhammad Syahrur adalah intelektual Suriah bidang teknik sipil bukan jurusan Islam.

6. Muhammad Syahrur bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan Islam formal sama sekali, karena semua kuliahnya bidang teknik sipil. Itu sama dengan saya nulis disertasi soal Islam tapi rujukannya Tesla dan Elon Musk. Pencipta mobil listrik Tesla.

7. Mengarang sendiri teks teks Alquran dengan menyamarkan banyak hukum hukum Islam khususnya soal zina yang dalam Islam tidak butuh banyak tafsir lagi.

8. Promotor disertasi juga gak kalah konyol dan koplak. Disertasi bidang Islam tapi rujukannya ke pakar teknis sipil, bisa lolos dengan nilai sangat memuskan. Koplak kuadrat.

9. Institusi UIN yang dikenal sebagai kampus "BUMN" dengan sadar dan sangat sengaja membiarkan banyak karya tulis sampah lalu dianggap karya ilmiah. Terkesan pemerintah mendukung liberalisme Islam di kampus kampus Islam.

10. Disertasi Abdul Aziz mirip dengan tulisan tulisan Ulil, Zuhairi, Lutfie, Harun Nasution dll. Intinya bikin kontroversi dengan tulisan tapi pas dicek oleh intelektual beneran hanya sampah belaka.

11. Disertasi sesat Abdul Aziz yang mendapatkan nilai sangat memuskan tersebut bagian dari desain sekuleriasi agama dan pendangkalan akidah di kampus Islam.

Ini semua Sesat menyesatkan. Koplak dan konyol. Beginilah kalau sarjana Islam kebanyakan baca buku terjemahan, lalu akting sebagai ahli tafsir yang kebelet pengen menyandang gelar doktor buat nambah nambah belanja dapur.

TZU

***