Isu yang disebut permasalahan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari semua sektor di suatu Negara, termasuk di bidang pendidikan di Indonesia. Saat ini, tantangan dalam sektor pendidikan Indonesia masih belum sepenuhnya diselesaikan. Keadaan ini sungguh memprihatinkan karena mutu pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan potensi sumber daya manusia di tingkat nasional.
Dengan rendahnya mutu sumber daya manusia, perkembangan suatu Negara pasti akan terhambat. Kekayaan alam, sebanyak apa pun, tak akan mampu dimaksimalkan tanpa adanya individu yang memiliki kualifikasi yang tepat untuk mengelolanya.
Mari kita telaah beberapa masalah yang dihadapi oleh negara kita dalam ranah pendidikan hingga saat ini.
Masalah Pendidikan di Indonesia
1. Ketersediaan Dana Pendidikan Yang Terbatas
Saat berbicara tentang isu dana, jangan hanya terpaku pada biaya pendidikan di lembaga formal maupun informal. Pengeluaran untuk properti, fasilitas pendidikan, seperti buku, alat tulis, seragam sekolah, dan bahkan transportasi, juga perlu diperhitungkan.
Tidak hanya itu, bagi mereka yang berada dalam kategori ekonomi menengah ke bawah, seringkali mereka memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat, daripada melanjutkan pendidikan.
Memang, pemerintah telah menginisiasi rencana pendidikan gratis dan program Wajib Belajar selama dua belas tahun untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun, kenyataannya, tantangan dalam pendidikan di Indonesia terkait masalah dana ternyata tidak dapat diatasi dengan begitu mudah.
Kendalanya adalah ketidakmerataan alokasi dana untuk program pendidikan. Menarik untuk dicatat bahwa menurut Laporan Global HSBC tahun 2017, Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan biaya pendidikan tertinggi di dunia.
2. Bahan Belajar Mengajar Yang Masih Minimum
Isu kekurangan bahan ajar juga tetap menjadi perhatian dalam dunia pendidikan di negara kita. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, seharusnya para pelajar dapat dengan lancar mengakses buku pelajaran atau lembar latihan soal sesuai kebutuhan mereka.
Kadang-kadang, ketiadaan perpustakaan atau sumber belajar yang bebas biaya juga bisa menghalangi kemajuan belajar para murid. Seharusnya, bantuan berupa perlengkapan belajar dan materi ajar sebaiknya lebih difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki keterbatasan sumber belajar.
Tidak hanya itu, para guru juga memerlukan materi ajar berkualitas yang sesuai dengan kurikulum terbaru saat ini. Efektivitas kegiatan mengajar bisa terhambat jika tenaga pendidik memiliki keterbatasan bahan ajar atau masih menggunakan kurikulum yang sudah usang. Situasi semacam ini tentu berpotensi mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap ilmu.
3. Sarana dan Prasarana Masih Kurang Memadai
Tantangan pendidikan ini masih menjadi keluhan utama yang sering diutarakan, baik oleh orang tua siswa, para guru, maupun siswa itu sendiri. Ini adalah permasalahan klasik yang telah menjadi hal umum di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di sekolah-sekolah di pedesaan, pinggiran, dan daerah-daerah terpencil.
4. Jumlah Guru Yang Terampil Masih Terbatas
Guru-guru berkompeten umumnya lebih banyak terdapat di daerah perkotaan, sementara di pedesaan yang terpencil, guru-guru berkompeten cenderung jarang ditemui.
Terdapat berbagai faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini. Diantara banyak alasan, salah satunya adalah kurangnya minat dari pihak guru. Banyak guru yang lebih memilih daerah pengajaran yang lebih mudah dijangkau dari segi transportasi dan fasilitas. Meskipun ada beberapa guru yang terpanggil untuk mengajar di pedesaan terpencil, namun jumlah mereka hanya terbatas.
5. Mahalnya Biaya Pendidikan
Seperti yang kita sampaikan, hambatan utama dalam pendidikan Indonesia adalah biaya pendidikan yang cenderung tinggi. Meskipun pemerintah telah mengimplementasikan program pendidikan gratis, masih terdapat komponen biaya yang harus ditanggung oleh pihak lain, dan program ini belum tersebar merata hingga daerah terpencil.
Tersebutlah beberapa tantangan pendidikan yang dihadapi oleh Indonesia pada saat ini. Di dalam slot, kami memiliki visi dan misi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Salah satu cara yang kami lakukan adalah melalui penyelenggaraan program pelatihan serta kompetisi olimpiade dengan soal-soal berkualitas, yang ditujukan baik untuk siswa maupun guru. Dengan upaya ini, diharapkan pendidikan di Indonesia akan mengalami peningkatan yang lebih baik.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews