Statistik Hewan Ternak

Ada beberapa hal menarik dari angka-angka statistik mengenai hewan ternak kaki empat yang dilansir oleh BPS dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan – Kementan.

Senin, 11 Juli 2022 | 06:16 WIB
0
200
Statistik Hewan Ternak
Hewan qurban (Foto: republika.co.id)

Idul Adha identik dengan pemotongan hewan kurban. Ternyata, hewan kurban yang dipotong tiap tahun pada tiga hari tasrik Idul Adha, jumlahnya jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sepanjang tahun untuk konsumsi sehari-hari. Lihat tabel. Jumlah hewan kurban itu angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara penambahan populasi sangat lambat, kecuali babi.

Data BPS menunjukkan, per tahun 2021, jumlah populasi hewan ternak konsumsi (berkaki 4) yang bisa dijadikan hewan kurban di Indonesia sebanyak 56,37 juta ekor.

Sedangkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan jumlah hewan kurban yang dipotong pada Idul Adha tahun 2021 sebanyak 1.767.522 ekor. Terdiri atas sapi, kerbau, kambing, dan domba. Babi harom! Gak boleh.

BPS juga mempublikasikan jumlah hewan ternak di luar kuda dan babi (kurban) yang di potong di RPH pada tahun 2021, sebanyak 1.177.940 ekor. Jadi, jumlah hewan ternak kurban yang dipotong selama tahun 2021 sebanyak 2.945.462 ekor atau 5,22% dari populasi hewan ternak kurban tahun 2021.

Dari populasi 56,37 juta ekor hewan ternak kurban, asumsikan 75% adalah betina, sebanyak 42.277.500 ekor. Dari jumlah itu, katakanlah 30% masih di bawah umur, dan 20% sudah menopouse. Jadi, hewan betina yang produktif atau bisa hamil (di luar nikah) sebanyak 50% dari 42.277.500 ekor, adalah 21.183.750 ekor.

Tapi dari 21.183.750 ekor itu pun karena satu dan lain hal, tidak semua hewan ternak betina bisa hamil. Bisa karena tidak mau dipoligami, atau memilih konsentrasi mengembangkan karir. Diperkirakan, angka natalitas hewan ternak kurban di bawah angka mortalitas yang mencapai 5,22% dari populasi. Maka untuk menutupi kebutuhan daging nasional, solusinya suka atau tidak, harus impor.

Guna menjaga keberlanjutan populasi sapi, kerbau, domba, dan kambing terutama, dan harga hewan kurban tidak naik dari tahun ke tahun, gw mengusulkan agar Dana Abadi Umat sebesar Rp150,2 triliun pada tahu ini, dialokasikan untuk pembangunan industri peternakan ruminan (sapi, kerbau, domba, dan kambing). Nantinya peternakan itu dikelola oleh BUMD di tiap provinsi.

Terus, sapi, kerbau, domba, dan kambing yang akan dikembangbiakkan itu dari mana? Impor dari Israel, China, Australia, New Zealand, dan Afrika. Bikin modul pelatihan ternak yang bener, datangkan instruktur dari Israel. Awasi dengan ketat.

Tapi penyaluran dana dan pengelolaannya jangan dikasih ke Acete atau Si Ucup Mancur. Gw gak percaya. Daripada duit itu jadi sumber kontroversi. Dipake buat bangun infrastruktur gak boleh, tapi dipake buat apa juga kagak. Asal tahu aja, sumber DAU itu adalah bunga bank, riba.

Ada beberapa hal menarik dari angka-angka statistik mengenai hewan ternak kaki empat yang dilansir oleh BPS dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan – Kementan.

1. Populasi kuda di Indonesia ternyata hanya sekitar 400 ribu ekor saja. Pantas kalau kata SBY, Lebaran Kuda masih lama. Kan gak asik kalo lebaran gak rame.

2. Ini menyangkut akidah dan perlu diwaspadai, ternyata populasi babi di Indonesia, jauh lebih banyak dibanding kerbau dan kuda. Lihat tabel.

3. Ini juga harus diwaspadai. Data dari Ditjen PKH Kementerian Pertanian, terjadi peningkatan jumlah babi pada 2021 sebanyak 389.052 ekor atau 5,1% dari 7.622.724 ekor pada tahun 2020 menjadi 8.011.776 ekor di tahun 2021. Apa karena babi menganut pergaulan bebas ya?

4. Ini bahaya, terutama bagi para penyuka rendang ... ternyata jumlah daging babi yang dikonsumsi di Indonesia, baik dalam jumlah ekor maupun volume (kilogram) jauh lebih tinggi dibanding konsumsi jumlah daging kambing, domba, kerbau, dan kuda.

5. Jumlah populasi hewan ternak berkaki empat di Indonesia pada tahun 2019 sekitar 64 juta ekor. Seandainya ... mereka punya hak suara, maka sangat mungkin banyak parpol yang berkampanye dari kandang ke kandang. Suara mereka lebih dari 25% dari total pemilih 257,61 juta.

***