Cepirit Ramadhan

Orang yang melecehkan Ramadhan itu sebenarnya bulan mengumbar nafsu, pastilah belum merasakan nikmatnya sujud bersama keluarga kemudian berdoa bersama.

Rabu, 6 April 2022 | 05:21 WIB
0
137
Cepirit Ramadhan
Anak menunggu buka puasa, ilustrasi (Foto: republika.co.id)

Di lini masa saya bersliweran postingan yang melecehkan suasana dan gaya hidup mereka yang berpuasa.

Ada yang atheis kelas telor netes yang tadinya Islam, melecehkan puasa bekas agamanya. Katanya, puasa itu sesuai kemampuan. Ajaran agama kok bikin orang menderita.

Yang kayak gini gak usah dimasukin ke hati. Begitulah suasana psikologis orang yang biasa pindah agama karena masalah pribadi. Bukan karena panggilan nurani.

Postingan yang lain, mengatakan bahwa hikmah puasa menahan nafsu yang harusnya sederhana justru dikatakan dia justru mengedepankan gaya hidup jor-joran.

Budget keluarga tinggi. Puasa dikatakan menguntungkan pedagang dan lepas dari hikmah puasa itu yang menahandiri dan sederhana.

Malahan dia bilang puasa mengumbar nafsu. Semua yang ada diada-adakan.

Orang yang berpendapat demikian sungguhlah sempit pandanganya.

Pemahaman dia terbatas pada puasa menahan nafsu belaka.

Padahal, makna puasa itu lebih luas lagi yakni menjadi ajang untuk merekatkan kehidupan keluarga yang di bulan-bulan biasa tercerai berai karena kesibukan masing-masing.

Sang ayah pulang lebih cepat agar bisa berbuka bersama. Menjadi imam sholat keluarga yang jarang mereka lakukan diluar bulan Ramadhan.

Sang ibu - jika tidak bekerja di kantor- memasak penganan karena begitu bahagia keluarga bersatu.

Berpuasa. Berbuka. Bersahur. Bersama-sama. Dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan.

Tradisi ini tentu menguntungkan banyak orang karena efek bola saljunya. Hingga Ramadhan bukan hanya dirayakan dalam keluarga, tetapi juga se kampung dan se negara.

Dampak dirasakan oleh aneka pemeluk agama dan juga suku bangsa.

Bukankah ini juga berkah bagi semua?

Orang yang melecehkan Ramadhan itu sebenarnya bulan mengumbar nafsu, pastilah belum merasakan nikmatnya sujud bersama keluarga kemudian berdoa bersama.

Ah saya lupa... dia itu Muslim tapi doyan ngewine karena ngaku temannya Tuhan.

Mungkin dia puasa seenak jidatnya.

Hingga semangat Ramadhan agar Muslim lebih bertaqwa dan lebih dekat dengan keluarga, justu dia merasakan Ramadan ini sebau dan sebusuk rasa cepiritnya dia.

***