Tidak mudah untuk mencapai keluarga yang sakinah. Tetap bersatu di dunia bahkan hingga di akhirat nanti. Butuh proses yang sungguh-sungguh, panjang dan berlika-liku.
Aku pernah menceraikan istriku.
Talak satu. Setelah melalui proses yang sangat panjang, penuh drama, akhirnya bisa kembali rujuk setelah enam tahun. Alhamdulillah. Makanya topik kekeluargaan ini secara pribadi selalu menarik perhatianku. Permasalahan sosial yang sangat klasik, pun sepertinya akan tetap menjadi topik hangat sepanjang masa.
Penyebab dan akibatnya sangat beranekaragam.
Sebagian besar sifatnya negatif bagi pihak-pihak yang terlibat langsung. Menjadi keluarga yang broken home. Bagi sang pria dan keluarga besarnya, bagi sang wanita dan keluarga besarnya, dan terutama bagi anak-anak mereka. Seperti yang dialami Nia Ramadhani.
Perceraian orangtuanya kemungkinan besar turut mempengaruhi kejiwaannya sehingga membuatnya sampai terjatuh ke dalam perangkap narkoba. Padahal jika dilihat dari luar, kehidupannya begitu menyenangkan. Cantik, populer dan bergelimang kemewahan.
Ada kalanya perceraian justru baik, sifatnya positif bagi semua pihak. Menjadi pemicu untuk mencapai sebuah prestasi atau kesuksesan. Misalnya yang dialami oleh Reza Rahadian dengan keaktorannya dan Nadya Ursula dengan perusahaan susunya.
Perceraian bisa terjadi karena tiadanya rasa cinta, karena karakter yang bentrok, karena harta, karena keluarga besar, karena penyakit tertentu, karena selingkuh, karena tidak bisa punya anak, dan mungkin masih banyak lagi karena-karenanya.
Sepertinya memang tidak mudah untuk mencapai keluarga yang sakinah. Tetap bersatu di dunia bahkan hingga di akhirat nanti. Butuh proses yang sungguh-sungguh, panjang dan berlika-liku.
Semoga keluarga kita bisa utuh selama-lamanya.
Jikapun perceraian memang harus terjadi, semoga menjadi perceraian yang baik bagi semua pihak yang terlibat, khususnya bagi keluarga yang sudah sempat dikarunia anak-anak.
[- Rahmad Agus Koto -]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews