Cinta, Bangga dan Percaya Diri Pemuda pada Bangsanya, Modal Terbesar Jadi Bangsa Besar

Mengingat kembali sejarah bangsa merupakan bagian penting untuk meneruskan cita-cita pendiri bangsa, karena kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsanya

Selasa, 27 Oktober 2020 | 06:15 WIB
0
211
Cinta, Bangga dan Percaya Diri Pemuda pada Bangsanya, Modal Terbesar Jadi Bangsa Besar
Pemuda cinta Tanah Air (Foto: Selasar.com)

Pemuda punya darah muda yang dalam lagunya bang haji (raja dangdut Hi. Rhoma Irama) darahnya berapi-api dan maunya menang sendiri, dia tidak berpikir panjang dan seringkali sesaat tanpa menghiraukan akibatnya.

Itulah pemuda yang menurut jenjang umur antara 17 tahun sampai dengan 45 tahun, namun jika umurnya lebih dari itu masih berjiwa muda bolehlah disebut pemuda daripada disebut dewasa (18+) atau tua keladi dalam pengertian negatif.

Dan dalam sejarah berdiri nya Indonesia telah membuktikan bahwa peran pemuda sangat besar dalam perubahan dunia, berawal dari semangat pemuda untuk melakukan perubahan.

Di Indonesia peran pemuda dimulai sejak berdirinya Boedi Oetomo yang diprakarsai oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo dan mendapat apresiasi dari mahasiswa Stovia (sekolah dokter Pribumi zaman masa kolonial) bernama Soetomo.

Lalu sepakat di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908, mendirikan organisasi "Boedi Oetomo" (usaha mulia) bertujuan untuk mencapai kemajuan dan meningkatkan derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan. Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia, maka pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Kemudian pada tahun 1928, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 kembali para pemuda mencetuskan ide briliannya sebagai tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan dengan melahirkan "Sumpah Pemuda" pada kongres pemuda jilid II yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).

Isi Sumpah Pemuda tersebut intinya menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia", semangat para pemuda inilah yang pada akhirnya melahirkan bangsa Indonesia yang merdeka dari segala penjajahan dan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya, dan setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, dua orang pemuda dengan kepercayaan diri yaitu Soekarno (44) dan M. Hatta (43) menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang ada di belahan dunia, kemudian membentuk negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Itulah peran pemuda untuk bangsa Indonesia yang dengan semangatnya terus berjuang tanpa mengenal lelah untuk menjadi bangsa yang diakui dunia. Dengan modal kecintaan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap tanah air serta kebanggaan sebagai bangsa untuk bersatu dan berjuang akhirnya cita-citanya terwujud.

Tantangan zaman sekarang telah berubah tidak lagi mencapai kemerdekaan sebagai bangsa yang lepas dari penjajahan, namun era globalisasi saat ini tanpa disadari masih saja terjadi penjajahan dari bangsa lain baik ekonomi dan teknologi yang melahirkan generasi milenial dengan karakternya yang serba instan dan konsumtif atau bisa juga disebut kaum rebahan yang suka bermalas-malasan.

Seringkali mereka melupakan sejarah bangsanya apalagi ditambah dengan wacana kurikulum akan dihapus pelajaran sejarah di sekolah, ini akan berdampak pada melunturnya kecintaan, kebanggaan serta kepercayaan diri sebagai bangsa, sungguh ini ada bentuk penjajahan baru di zaman digitalisasi dunia yang tujuannya menghapus peradaban suatu bangsa, dan untuk melupakan sejarah suatu bangsa, sungguh teramat miris jika ini terjadi.

Indonesia sebagai bangsa yang besar terdiri dari berbagai suku bangsa, penduduk terbesar ke 4 di dunia dengan segala potensinya seharusnya bisa menjadi modal untuk bisa menjadi negara maju. Tidak lagi menjadi negara tujuan utama pasar dunia, dengan menanamkan kecintaan, kebanggaan serta kepercayaan diri sebagai bangsa Indonesia saat ini.

Mengingat kembali sejarah bangsa merupakan bagian penting untuk meneruskan cita-cita pendiri bangsa, karena kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsanya akan menimbulkan semangat dan kepercayaan diri bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan segala potensi yang dimilikinya.

Ibarat kalau lelaki sudah cinta pada perempuan dan bangga pada pilihanya dan kepercayaan diri yang ada pada dirinya apapun akan diperjuangkannya meski rintangan harus dihadapi, bahkan kotoran kucing pun terasa coklat. 

***