Pak Guru Doel Kamdi Bicara "Hand Hygiene"

Saat menggunakan handrub, lakukan prosedur cuci tangan dalam 20-30 detik. Saat menggunakan air dan sabun, lakukan prosedur cuci tangan dalam 40-60 detik.

Senin, 23 Maret 2020 | 13:13 WIB
0
219
Pak Guru Doel Kamdi Bicara "Hand Hygiene"
Mencuci tangan (Foto: Kompas.com)

Satu sisi, Pak Guru bersyukur karena dengan adanya pandemi COVID-19 ini, orang-orang mulai memperhatikan kebersihan tangan/hand hygiene. Utamanya adalah sekarang hampir semua orang punya hand sanitizer. Pak Guru hanya menyayangkan karena masih banyak yang belum paham cara penggunaan hand sanitizer secara rasional.

Kebanyakan dari kita setelah punya hand sanitizer, malah tidak pernah cuci tangan pakai sabun. Mungkin dipikir karena sudah ada hand sanitizer yang fungsinya sama dengan sabun, dan lebih praktis, jadi cuci tangan pakai sabun tidak perlu lagi. Padahal, tidak demikian.

Handrub itu awalnya dikembangkan untuk setting klinis, seperti di klinik kesehatan atau rumah sakit. Karakteristik kerja di sana adalah tangan kita akan sering terpapar kuman, namun tidak terlalu sering kena kotoran tampak. Selain itu, petugas kesehatan juga harus sering berpindah ke pasien-pasien yang ditangani.

Maka diperlukan metode yang praktis untuk memastikan tangan bersih dari kuman, dan di sini penggunaan hand sanitizer menjadi lebih pas.

Hand sanitizer menjadi efektif ketika kandungan alkohol di dalamnya lebih dari 60%. Hand sanitizer dengan alkohol di bawah 60% bisa jadi tidak membunuh kuman, namun hanya MENGHENTIKAN SEMENTARA pertumbuhan kuman, sehingga mengurangi efektivitasnya.

Ini penting diperhatikan untuk memilih atau membuat sendiri hand sanitizer, agar ketentuan kandungan alkohol ini dipenuhi pada 60-95%.

Tidak semua kuman bisa dibasmi dengan hand sanitizer. Beberapa kuman lolos dari hand sanitizer, yang Pak Guru tahu ada kuman penyebab diare di antaranya. Sebagian orang juga tidak menggunakan hand sanitizer secara tepat baik dalam jumlah maupun cara penggunaan sehingga efektivitas hand sanitizer menjadi berkurang. Pun, apabila tangan kita ada kotoran yang tampak, hand sanitizer menjadi tidak efektif.

Cuci tangan yang paling efektif memang dengan air dan sabun. Lebih banyak kuman yang dapat dibunuh apabila kita mencuci tangan dengan air dan sabun secara benar. Ketika tangan kita terlihat ada kotoran yang tampak, air dan sabun akan jadi lebih efektif daripada hand sanitizer.

WHO lebih menyarankan penggunaan hand sanitizer untuk hand hygiene, apabila tangan kita tidak terdapat kotoran tampak. Hal ini disebabkan kepraktisan dan lebih 'tolerable' untuk kulit. Terutama dalam setting klinis seperti di klinik atau rumah sakit. Cuci tangan digunakan apabila tangan kita terdapat kotoran tampak.

Sedikit berbeda, CDC lebih menyarankan penggunaan air dan sabun untuk kegunaan sehari-hari, didasarkan pada fakta-fakta terkait hand sanitizer. Baru apabila air dan sabun tidak bisa dipakai atau tidak ada, digunakan hand sanitizer. Baik WHO dan CDC mengutamakan penggunaan air dan sabun apabila terdapat risiko penularan bakteri penyebab diare.

Baik penggunaan handrub atau air dan sabun, semuanya hanya efektif apabila digunakan secara benar. Ikuti langkah-langkah cuci tangan yang benar (enam langkah). Saat menggunakan handrub, lakukan prosedur cuci tangan dalam 20-30 detik. Saat menggunakan air dan sabun, lakukan prosedur cuci tangan dalam 40-60 detik.

Pak Guru sendiri menerapkan hal-hal berikut:
1. Mengutamakan penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan.
2. Bawa hand sanitizer untuk berjaga-jaga apabila sulit atau tidak ada air dan sabun.
3. Dalam hal Pak Guru harus lebih banyak menggunakan hand sanitizer, sesudah 5 kali berturut-turut menggunakan hand sanitizer, sebisa mungkin segera mencuci tangan dengan air dan sabun sekali. Ini untuk memastikan tidak ada kuman-kuman yang 'tersisa'.

***