Jangan riang-gembira dulu menyambut kemenangan gugatan KPCDI yang membatalkan kenaikan BPJS. Bahaya yang lebih besar mengancam di depan mata; bangkrutnya BPJS.
Mahkamah Agung (MA) mengetukkan palunya, membatalkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jaminan Kesehatan. Putusan ini membatalkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan per 1 Januari 2020. Gugatan disampaikan Komunitas Pasien Cuci Darah (KPCDI).
Pertanyaannya, apakah putusan MA itu realistis atau populis? Maklum, zaman sekarang "politik populis" juga mewabah dan menyerang para pejabat top: eksekutif-legislatif-yudikatif. Putusan populis itu sekadar menyenangkan banyak orang, tetapi tidak pernah mempertimbangkan dampaknya.
KPCDI boleh saja menang dalam gugatannya dan status "hero" layak tersemat di dadanya. Sebagian rakyat yang pada dasarnya sudah antipati dengan pemerintah (baca: Jokowi), menyambut kemenangan KPCDI ini dengan riuh rendah.
Pertanyaannya, bagaimana kalau BPJS benar-benar bangkrut akibat sudah tidak bisa membiayai dirinya sendiri? Kalau bangkrut, bagaimana dengan warga yang sudah merasakan manfaat BPJS meski dalam pelayanannya masih jauh dari harapan?
Paling tidak, dengan BPJS Kesehatan orang yang tidak bisa menikmati fasilitas operasi (untuk penyakit berat), dapat menikmati fasilitas kesehatan nol rupiah?
Bagaimana orang yang biasa berobat ke puskesmas secara gratis tiba-tiba fasilitas itu ditutup dan warga harus pergi ke dokter yang mahal, rumah sakit dengan biaya mencekik?
Jadi, jangan riang-gembira dulu menyambut kemenangan gugatan KPCDI yang membatalkan kenaikan BPJS. Bahaya yang lebih besar mengancam di depan mata; bangkrutnya BPJS.
Saya pribadi bersama anak dan istri pemegang BPJS kelas 1, yang jarang saya pakai. Alhamdulillah, kantor tempat dulu saya bekerja (Harian Kompas), masih mensubsidi biaya kesehatan saya dengan pagu tertentu. Pun secara pribadi saya membeli asuransi jiwa dan kesehatan dari Allianz.
Saya mungkin aman, tetapi bagaimana dengan warga yang biasa saya lihat menjubeli puskesmas-puskesmas setiap harinya jika BPJS benar-benar tutup. Apakah kalian masih mengelu-elukan putusan MA dan kemenangan gugatan KPCDI?
Mikiiiiir....
PEPIH NUGRAHA
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews