Manfaat Musik untuk Perkembangan Anak

Orangtua agar tidak latah dan mudah terjebak berbagai tren. Mendengarkan dan belajar musik pada anak memang kebiasaan yang baik dan perlu dipupuk sejak dini.

Selasa, 19 November 2019 | 09:41 WIB
0
361
Manfaat Musik untuk Perkembangan Anak
ilustr: vecteezy.com

Musik bermanfaat untuk perkembangan anak. Apa saja manfaatnya dan sejak kapan orangtua bisa mengenalkan musik kepada anak?

Banyak orangtua ingin memberikan pendidikan musik kepada anak-anak mereka sejak dini. Sebelum melakukan hal serupa, ada baiknya anda mengetahui lebih dahulu apa sebenarnya manfaat musik bagi anak.

Musik memang memiliki pengaruh terhadap beberapa aspek perkembangan anak dan hal itu sudah dibuktikan lewat penelitian. Beberapa manfaat musik adalah untuk membantu meningkatkan daya konsentrasi, meningkatkan rasa percaya diri, merangsang sistem saraf otak, meningkatkan kemampuan koordinasi motorik, dan melatih kesabaran. Manfaat tersebut terutama diperoleh saat anak mempelajari musik.

Perlu kita pahami bahwa hendaknya orangtua memperkenalkan jenis musik yang memiliki tingkat irama dan nada yang kompleks, misalnya musik klasik seperti lagu-lagu karangan Mozart, Bach, dan lain-lain. Yang perlu dihindari adalah musik-musik berirama keras seperti musik rock. Selain itu, sebaiknya musik yang diperdengarkan kepada bayi atau anak tidak berlebihan, baik frekuensi maupun volumenya. Ingat, anak butuh saat-saat tenang. Volume musik jangan terlalu keras karena bisa berpengaruh buruk pada gendang telinga si kecil.

Usia dan Durasi

Kapan sebaiknya mengenalkan anak pada musik? Menurut para pakar psikologi hal itu dapat dilakukan sejak dini, bahkan sejak masih berada dalam kandungan. Misalnya dengan memperdengarkan musik lewat CD atau kaset atau memperlihatkan acara musik yang bervariasi dan sesuai dengan usia anak. Namun perhatikan kemampuan anak di setiap tingkatan, seperti berikut ini:

Janin di dalam kandungan, sudah bisa mendengar suara pada usia 20 minggu.

Bayi usia 0 -18 bulan, anak mulai bisa diperdengarkan musik untuk membantu perkembangan otaknya.

Usia 18 bulan – 3 tahun, anak sudah mulai bisa ikut belajar menyanyi karena sudah mampu mengembangkan kemampuan berbahasa, bergerak mengikuti musik, membedakan tempo dan lembut-kerasnya irama musik, mampu memainkan alat musik, sampai belajar bekerja sama dengan anak lain (ketika bermain musik bersama di dalam sebuah kelompok). Selanjutnya, semakin usia bertambah, kemampuan bermusiknya akan semakin berkembang. Rasa percaya dirinya juga akan meningkat.

Apa yang harus dipertimbangkan saat ingin memasukkan anak ke sekolah musik? Inilah hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua berkaitan dengan pendidikan musik:

  • * Jika anak memperlihatkan minat terhadap musik, orangtua bisa mulai memasukkan anak ke berbagai lembaga yang menyediakan pendidikan musik, sesuai dengan usia dan tingkat serta minat anak terhadap musik.
  • * Amatilah apakah anak menyukai dan menikmati kegiatan tersebut. Bila ya, berarti kegiatan tersebut cocok baginya. Kalau tidak, jangan putus asa dan menyalahkan anak. Cobalah cari kegiatan bermusik lain atau kegiatan lain di luar bermusik yang memang menjadi minat anak.
  • * Jika ingin secara khusus mendalami pelajaran musik, sebaiknya tetap jalani dulu pendidikan formal sampai SMP atau SMA. Setelah itu barulah anak dimasukkan ke pendidikan khusus di bidang musik. Pada masa belajar di sekolah formal, anak tetap bisa mengembangkan bakat dan minat musiknya dengan mengikuti berbagai kelompok minat dalam bidang musik.

Berapa lama sebaiknya anak belajar musik? Jawabannya tergantung pada minat dan usia anak. Bila sangat berminat pada kegiatan bermusik, mungkin ia mampu mempertahankan konsentrasinya dalam jangka waktu yang lebih lama. Umumnya semakin meningkat usia, semakin lama pula kemampuan berkonsentrasi. Misalnya, pada anak usia prasekolah ( 3-5 tahun), disarankan kegiatan bermusik berlangsung maksimal 45 menit. Sedangkan usia 6 tahun ke atas bisa sekitar 1-1,5 jam.

Peran Orang Tua

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini minat anak terhadap musik dan lagu sangat besar. Maraknya tayangan musik di televisi sedikit banyak juga ikut menyuburkan minat tersebut. Masalahnya anak kemudian menjadi gemar meniru lagu orang dewasa. Tetapi kita tidak perlu cemas.

Pada dasarnya anak tidak terlalu paham arti lirik-lirik lagu orang dewasa, kecuali anda memang menerangkannya pada anak. Namun bagaimanapun juga sangat disarankan agar orangtua sebisa mungkin menjaga agar anak mendengar lagu yang sesuai dengan usia anak. Berikut ini tipsnya:

  • * Ajari anak sejak dini (ketika ia sudah mulai berbicara dan mengenal media umum seperti televisi) bahwa ada tontonan (termasuk lagu) yang diperuntukkan bagi orang dewasa dan untuk anak-anak. Kalau perlu beri alasan bahwa lagu orang dewasa belum dipahami anak-anak, jadi mereka sebaiknya mendengarkan lagu anak-anak yang lebih dimengerti dan lebih lucu.
  • * Saringlah tontonan anak. Jelaskan bahwa anak hanya boleh menonton acara anak-anak. Orang dewasa lain pun diberi tahu bahwa ketika ada anak-anak di sekitar ruang televisi, sebaiknya tidak menonton acara yang bukan acara anak-anak.
  • * Lakukanlah hal-hal berikut ini secara konsisten: Bila anak sudah terlanjur hafal lagu orang dewasa, orangtua tidak usah panik. Kurangi frekuensi memperdengarkan lagu-lagu tersebut dan jangan direspon berlebihan ketika anak menyanyikannya. Tidak usah ditertawakan atau dimarahi karena akan semakin memperkuat perilaku anak. Berikan lagu pengganti yang sesuai dengan usianya.

Perlu diingat oleh para orangtua agar tidak latah dan mudah terjebak berbagai tren. Mendengarkan dan belajar musik pada anak memang kebiasaan yang baik dan perlu dipupuk sejak dini. Namun jangan lalai memerhatikan hal lain yang juga penting, seperti asupan makanan. Intinya, lakukan kegiatan bermusik secara berimbang.

Semoga sharing pengalaman kecil ini bermanfaat bagi anda. Selamat menjadi orangtua yang bijaksana dalam mendampingi perkembangan anak.

***
Solo, Selasa, 19 November 2019. 9:37 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko