Cara Mengatasi Ketergantungan Alkohol menggunakan buah Pir

Kamis, 12 Juni 2025 | 20:56 WIB
0
13
Cara Mengatasi Ketergantungan Alkohol menggunakan buah Pir
Lambung

Popularitas buah pir sebagai obat batuk akhir-akhir ini semakin meningkat di Indonesia. Cara mengolahnya adalah dengan mengukus daging buahnya bersama jahe dan langsung memakannya. 

Manfaatnya bagi saluran pernapasan tercatat dalam berbagai buku pengobatan tradisional Tiongkok. Pada tahun 220 Masehi Farmakope Tiongkok yang terbit mengungkapkan bahwa buah pir ini digunakan sebagai obat demam, meredakan batuk bahkan bisa menghilangkan rasa haus seperti yang ditulis data sdy.

Ketergantungan Alkohol menggunakan buah Pir

PIR telah dikonsumsi selama ribuan tahun. Pemanfaatannya bagi kesehatan telah didukung oleh penelitian ilmiah, yang membuktikan perannya dalam mengobati masalah kesehatan. Terutama melindungi manusia dari kerusakan organ, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol tinggi, obesitas, dan kanker. 

Kerusakan organ ini terkait erat dengan kesehatan sel. Bahkan pada tahun 2020 ketika COVID-19 menyebar, buah pir ini dipromosikan sebagai bahan alami untuk mencegah virus pada orang dengan kondisi yang mendasarinya. 

Hal ini dapat dikaitkan dengan informasi dalam Farmakope Tiongkok kuno tentang khasiat buah pir, seperti "menyejukkan," "manis," dan "aman." Khasiat ini menjadi dasar penggunaannya dalam mengobati sesak dada dan sesak napas.

Buah pir juga memiliki kemampuan untuk "menyejukkan" jantung dan membersihkan lendir dari saluran pernapasan. Informasi ini diilustrasikan oleh sebuah buku Korea kuno yang menggambarkan keefektifan buah ini dalam mengatasi gangguan pernapasan, seperti sesak napas, demam, dan rasa haus yang disebabkan oleh alkohol.

Nama ilmiah untuk genus tanaman ini adalah Pyrus, anggota famili Rosaceae, dan ada beberapa spesies. Tanaman buah pir ini ditemukan oleh daerahpegunungan dibagian barat daya Tiongkok ribuan tahun yang lalu yang artinya dalam bahasa Inggris diberi nama "pear" hingga sampai sekarang tersebar luas diseluruh Asia, Eropa, dan Afrika. 

Kandungan utama pada buah pir ini sekitar 80% serat, air, gula, dan juga fruktosa.Buah pir ini mengandung zat aktif biologis berupa polifenol, flavonoid, terpenoid, dan glikosida, yang biasanya tersebar di seluruh daging buah, biji, kulit, dan daun. Senyawa-senyawa yang menyusun kandungan tersebut antara lain arbutin, asam oleanolat, asam ursolat, asam klorogenat, epikatekin, dan rutin.

Kaya Nutrisi

Popularitas buah pir semakin meningkat, terutama karena rasanya yang lezat dan kandungan nutrisinya yang kaya.Selain dikonsumsi segar, pir juga digunakan untuk membuat berbagai produk komersial, seperti selai, jus, jeli, dan banyak lagi. Cina ini merupakan salah satu negara dengan penghasil pir terbanyak didunia sekitar 2.000 varietas.

Penelitian ilmiah menunjukkan adanya perbedaan bentuk, rasa, jenis kulit, bau, dan kandungan buah dari lokasi penanaman yang berbeda. Peneliti Tiongkok meneliti kandungan tiga jenis buah dari berbagai daerah penanaman di seluruh negeriin. 

Yang menarik, kandungan vitamin B3 (nicotinamide mononucleotide), vitamin K4 (acetomenaphthone), dan vitamin B5 (panthetin) terdeteksi pada tingkat yang bervariasi.antar buah-buahan. Vitamin B3 dapat diubah menjadi zat-zat yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup sel, yakni berperan dalam upaya mencegah penuaan dini.

Manfaat Sebagai Pemutih Kulit

Mencerahkan kulit merupakan bagian penting dalam dunia tata rias di samping upaya mengatasi kerutan dan memperlambat penuaan dini. Zat pemutih kulit pada buah pir ini dikenal dengan sebutan arbutin . Penguraian zat ini menghasilkan senyawa hidrokuinon, yang sudah digunakan sebagai zat pemutih kulit.

Melalui penelitian, mekanisme kerjanya telah diidentifikasi, khususnya menghambat tirosinase, enzim yang terlibat dalam produksi pigmen, termasuk melanin, yang menyebabkan kulit menjadi gelap. Selain arbutin, asam protokatekuat, yang ditemukan dalam kulit buah ini, merupakan zat pemutih yang efektif. 

Mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan melanin, sebagaimana diuji pada hewan laboratorium. Dalam sebuah artikel ulasan oleh para peneliti Israel dan Korea, dilaporkan bahwa kulit buah pir Korea mengandung kadar arbutin yang lebih tinggi daripada buah pir dari negara-negara Asia lainnya. Temuan ini sangat menjanjikan untuk pengembangan kulit buah pir sebagai sumber alami bahan pencerah kulit.

Ketergantungan Alkohol

Buah pir telah digunakan selama beberapa generasi untuk membantu mengatasi efek ketergantungan alkohol. Penelitian ilmiah juga telah dilakukan untuk mempelajari sifat dan mekanisme kerjanya. 

Pengujian dilakukan pada hewan percobaan yang dibuat mengalami keracunan alkohol dan diamati efek pemberian buah pir Korea terhadap kadar enzim hati yang berperan dalam proses detoksifikasi alkohol. Hasil penelitian menunjukkan adanya percepatan penurunan kadar alkohol dalam darah pada tikus dibandingkan dengan tikus normal. 

Penurunan ini membuktikan adanya aktivitas kandungan buah yang bersinergi dengan enzim hati dalam proses metabolisme dan pembuangan alkohol dari tubuh melalui hati. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa efek ketergantungan alkohol dapat dikendalikan dengan mengonsumsi buah pir Korea sebelum minum alkohol. 

Demikian penjelasan tentang Cara Mengatasi Ketergantungan Alkohol menggunakan buah Pir semoga bermanfaat, terimakasih