Kasus Sifilis Meningkat, Penularan tidak Harus Lewat Hubungan Intim

Rabu, 21 Juni 2023 | 06:06 WIB
0
78
Kasus Sifilis Meningkat, Penularan tidak Harus Lewat Hubungan Intim
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika melakukan supervisi mahasiswa praktek/Foto : Dokpri

Solo – Kasus Sifilis dinegara Indonesia dikabarkan setiap tahun selalu meningkat, hal ini terjadi dari kasus yang terus melonjak. Pada tahun 2023 penyakit Sifilis naik sebesar 70%, bahkan kemenkes menyampaikan hingga bulan April 2023 sudah memasuki angka 20.700 kasus.

            Penyakit sifilis sendiri menular tidak hanya ditularkan melalui hubungan diluar nikah saja tetapi bisa menular dari Ibu yang hami kepada anaknya. Hal ini tentunya perlu segera dilakukan langkah penanganan awal yang baik. Langkah awal penanganan yang baik akan menurunkan resiko penularan ibu terhadap janinnya.

            Data dari kemenkes mengutarakan bahwa angka kejadian yang terjadi pada penyakit Sifillis adalah sebagian ibu Rumah Tangga. Ibu rumah tangga bisa tertular dikarenakan ternyata suami banyak melakukan jajan diluar sembarangan sehingga menular kepada istrinya dan kemudian menular kepada anaknya.

            Untuk itu pentingnya setia pada satu pasangan dan tidak berganti – gantian dalam berhubungan seksual sangat penting untuk mencegah penyakit Sifilis ini. Penyakit sifilis bisa disembuhkan asalkan segera dilakukan pengobatan secepatnya. Untuk pengobatan sendiri berdasarkan tingkat keparahan pada penyakitnya. Apabila sudah poara dan sudah masuk ke komplikasi menggunakan Penisillin.

            Penyakit Sifilis sendiri disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema Pallidum, penularan penyakit Sifillis hampir sama dengan penyakit infeksi menular seksual lainnya yaitu melalui : Mulut, kelamin ataupun anus. Sifat dari bakteri Troponema Pallidum tidak dapat bertahan lama diudara, sehingga bakteri tersebut tidak dapat ditularkan melalui toilet, kolam renang, kamar mandi. Tetapi tetap harus diwaspadai untuk penggunaan alat makan bersama serta kontak erat dengan penyakit sifilis.

            Bayi sendiri bisa tertular penyakit Sifilis dari ibu pengidap penyakit Sifilis melalui kandungan. Resiko yang terjadi apabila tertular Sifilis antara lain : keguguran, bayi mati dalam kandungan, kematian sesaat setelah bayi lahir. Sedangkan apabila bayi sempat terlahirkan maka akan terjadi masalah gangguan pendengaran, pembengkakan hati dan limfa, kelainan batang hidung, gangguan bagian tulang dan gangguan otak pada bayi.

            Apabila sudah mulai tampak gejala penyakit Sifilis seperti : timbul luka kecil (chancre) yang muncul di tempat bakteri masuk ke dalam tubuh, pembengkakakn kelenjar getah bening, nyeri otot sendi, demam, kehilangan selera makan, rambut rontok dan gangguan penglihatan. Apabila muncul gejala tersebut disarankan pasien segera memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

            Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa pencegahan penyakit sifilis bisa dilakukan dengan : Setia terhadap satu pasangan suami istri, tidak berganti – ganti pasangan, tidak melakukan kontak seksual dengan yang beresiko, melakukan skrining pada pasangan yang akan menikah dan hamil, menggunakan kondom dan untuk ibu hamil penderita sifilis segera konsultasikan segera kepada dokter untuk mengantisipasi kondisi janin yang terinfeksi sifilis. *Red