Dalam era globalisasi dan keberagaman seperti saat ini, moderasi beragama dengan landasan toleransi merupakan suatu keharusan. Sikap moderat dan toleran dalam beragama bukan hanya mencerminkan kedewasaan beragama, tetapi juga menjadi kunci bagi terciptanya kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan damai.
Moderasi beragama menekankan pentingnya keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama. Di tengah maraknya radikalisme dan ekstremisme yang sering kali mengatasnamakan agama, pendekatan moderat menjadi jawaban untuk mengatasi berbagai konflik dan ketegangan sosial. Moderasi beragama menolak segala bentuk pemaksaan dalam beragama dan mengedepankan sikap saling menghormati serta pengakuan terhadap perbedaan.
Toleransi, dalam konteks ini, memiliki peran yang sangat krusial. Ia mengajarkan kita untuk menerima bahwa keberagaman adalah realitas yang harus diterima dan dihargai. Toleransi bukan berarti kita harus mengorbankan keyakinan pribadi, tetapi lebih kepada bagaimana kita hidup berdampingan secara damai dengan mereka yang memiliki pandangan dan kepercayaan berbeda.
Sikap terbuka dan dialogis menjadi fondasi penting dalam membangun toleransi. Dialog antaragama, misalnya, membuka ruang bagi pemahaman yang lebih dalam dan mengurangi prasangka serta kesalahpahaman. Dengan berdialog, kita bisa melihat sisi kemanusiaan dalam setiap ajaran agama dan menemukan nilai-nilai universal yang dapat menjadi jembatan pemersatu.
Selain itu, toleransi juga berarti menolak segala bentuk ekstremisme dan radikalisme. Ekstremisme, yang sering kali lahir dari penafsiran sempit terhadap ajaran agama, hanya akan menimbulkan konflik dan perpecahan. Moderasi beragama, sebaliknya, mengajak kita untuk melihat agama sebagai sumber kedamaian dan harmoni.
Dalam praktiknya, toleransi harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Pendidikan yang inklusif dan pemahaman antarbudaya adalah langkah awal yang penting. Melalui pendidikan, generasi muda diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mengembangkan sikap saling menghormati. Program-program kerjasama sosial antar komunitas agama, seperti bakti sosial dan kegiatan amal, juga dapat mempererat hubungan antar umat beragama.
Pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam mendukung moderasi beragama. Kebijakan yang inklusif dan melindungi hak-hak minoritas agama adalah bentuk konkret dari komitmen terhadap toleransi. Dengan kebijakan yang tepat, negara dapat menjadi fasilitator yang memastikan bahwa setiap individu dapat menjalankan agamanya dengan bebas tanpa takut diskriminasi atau tekanan.
Secara keseluruhan, toleransi dalam perspektif moderasi beragama adalah jalan menuju kehidupan yang lebih damai dan harmonis. Ini adalah upaya bersama yang membutuhkan komitmen dari setiap individu, komunitas, dan institusi. Dengan mengedepankan moderasi dan toleransi, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan penuh dengan rasa kebersamaan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews