Membenci Karena Agama

Tuhan malah menyuruh umat islam untuk saling mengenal dan saling berkolaborasi dengan umat, suku, dan bangsa lain untuk menciptakan dunia yang rahmatan lil alamin.

Rabu, 9 Juni 2021 | 05:36 WIB
0
127
Membenci Karena Agama
Orang Yahudi (Foto: republika.co.id)

Mengapa umat Islam membenci dan memusuhi orang Israel dan umat Yahudi?

Karena dulu… ya dulu sekali, sekitar 14 abad yang lalu, umat islam pernah bermusuhan dengan umat Yahudi dan perseteruan itu tertulis dalam Alqur’an. Lalu para ulama Islam mengawetkan dan bahkan mengobar-ngobarkan permusuhan tersebut agar TETAP ABADI.

Meski perseteruan antara umat Islam dengan kaum kafir, umat Nasrani, dan umat Yahudi sudah berlalu selama 14 abad tapi perseteruan, permusuhan, dan kebencian itu masih diawetkan dan dihirup setiap hari.

Jangankan itu. Sedangkan permusuhan antara kaum Sunni dan Syiah yang dimulai belasan abad yang lalu saja sampai saat ini masih awet, segar, dan dipupuk dengan penuh semangat oleh umat Islam.

Mereka terus menyimpan dan mengobarkan dendam lama seolah itu adalah amanah suci yang harus terus dilestarikan. Padahal Sunni dan Syiah itu punya Tuhan yang sama, Nabi yang sama, Alquran yang sama, syahadat yang sama, salat yang sama, puasa yang sama, dan ada ratusan kesamaan lain yang bisa disebutkan kalau mau.

Tapi mereka lebih memilih satu perbedaan, saya Sunni dan kamu Syiah. Dan itu membuat kita benar-benar berbeda. Berbeda berarti bermusuhan. Mari kita bermusuhan sampai kiamat. Titik. 

Apakah Alqur’an mengajarkan umat Islam untuk membenci kaum Nasrani dan Yahudi yang pernah bermusuhan dengan mereka 14 abad yang lalu? Tidak.

Alqur’an memang menuliskan permusuhan dan perseteruan tersebut tapi Tuhan SAMA SEKALI TIDAK MENYURUH umat Islam untuk tetap mempertahankan permusuhan dan kebencian tersebut.

Apa yang tertulis itu adalah catatan sejarah perjuangan Nabi di zamannya yang penuh dengan hikmah. Tapi Tuhan tidak pernah menyuruh umat Islam untuk tetap membenci dan memerangi mereka.

Sebaliknya, Tuhan malah menyuruh umat islam untuk saling mengenal dan saling berkolaborasi dengan umat, suku, dan bangsa lain untuk menciptakan dunia yang rahmatan lil alamin. 

Tapi kok berbeda antara ajaran dengan realitanya…?! 

Mengapa sih kita sebagai umat Islam sampai sekarang masih tetap memusuhi dan membenci umat Nasrani dan umat Yahudi? Bukankah aneh sekali jika umat Islam Indonesia yang tidak pernah berkenalan dan bersentuhan dengan umat Yahudi dan bangsa Israel tapi memiliki kebencian yang sangat mendalam pada mereka? 

Because it is cultivated alias memang sengaja ditanamkan pada mereka oleh para guru agama dan ulama Islam. Kebencian memang ditanamkan dan itu ditanamkan secara turun temurun dari satu guru agama ke guru agama berikutnya.

Umat Islam tidak perlu tahu mengapa mereka harus membenci mereka kan itu sudah ada tertulis dalam Alqur’an. Pokoknya benci saja karena dulu mereka, yaitu kakek moyang mereka, sangat memusuhi Nabi dan umat Islam. Jadi sekarang kita balas dendam. 

Sampai kapan…?! Ya, entah. Emang kenapa kita harus berhenti mendendam? 

Bukankah bangsa kita dulu pernah dijajah, ditindas, dan diperbudak oleh bangsa lain seperti Portugis, Belanda, Jepang selama beratus tahun. Lalu mengapa kok sekarang bangsa Indonesia malah bersikap mesra, bersahabat, dan seolah lupa sama sekali dengan kejahatan bangsa-bangsa yang pernah memusuhi, memerangi, dan memperlakukan kita dengan begitu buruk? 

Karena kejahatan, permusuhan, dan kebencian mereka tidak tertulis dalam Kitab Suci, Bambang…! 

Kalau tidak tertulis dalam Kitab Suci maka para guru agama tidak bisa menggunakan ayat-ayat tentang permusuhan tersebut untuk menggosok-gosok dan memprovokasi umatnya agar tetap membenci. Lagipula sentimen kebangsaan tidak sekuat sentimen keagamaan.

Kalau sudah selesai ya selesai. Bahkan bangsa Timor Leste yang pernah kita jajah selama 27 tahun saja sekarang sudah lupa dan pingin bermesaraan lagi dengan kita kok! Lha wong Habibie dan Xanana Gusmao saja bisa berangkulan kok kita malah membenci bangsa Israel, umat Nasrani, dan kaum kafir yang tidak pernah ada stori. 

Sentimen keagamaan sebatil apa pun bisa dilaminating, dibungkus, diawetkan, dikemas, dan dihias dengan indah untuk MEMBODOHI UMAT.

Apa yang lebih bodoh daripada membenci dan memusuhi bangsa dan umat yang tidak pernah bersinggungan dengan kita hanya karena empat belas abad yang lalu penganut agama kita PERNAH saling bermusuhan?

Saya stop sampai di sini uneg-uneg saya. Saiki mikiro...! Saya percaya bahwa apa yang saya sampaikan ini cukup keras dan bisa membuat Anda, khususnya jika Anda merasa sebagai guru agama atau ulama, merasa kena maegeri di ulu hati. Kalau kurang keras nanti saya tambahi. 

Surabaya, 8 Juni 2021

***

Satria Dharma