Apa artinya berkurban berbagi makanan pada mereka yang tak berpunya bila dalam situasi pandemi ini kita abai, tak peduli, dan bahkan ceroboh sehingga kehidupan sesama menjadi berbahaya.
Manakala manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, dan hidup keseharian dalam kebersamaan, di sana ada tali perekat. Tali perekat itu adalah rasa empati, kepedulian, kecintaan, dan akhirnya kesediaan berkurban dengan keikhlasan melakukan kebaikan kepada sesama.
Kebaikan itu dilakukan tanpa pamrih dan tanpa kepentingan apapun, demi terselenggaranya kehidupan bersama. Itulah tali perekat yang selama ini telah menjadi pelestari kehidupan seluruh umat manusia.
Di tengah naluri manusia yang selalu mengedepankan kepentingan pribadi, di sana diciptakan rasa solidaritas yang menjadi penyeimbang agar kehidupan bersama dapat berjalan. Di tengah naluri keserakahan yang ada, di sana juga bersemai rasa kedermawanan.
Di tengah sikap ketidakpedulian, di sana juga tumbuh rasa saling menyinta. Dan di tengah kejahatan yang merajalela, selalu ada beragam kebajikan yang berujung pada kesediaan membantu sesama, berkurban diri menekan kepentingan pribadi, dan lebih mengedepankan kepentingan bersama demi kelangsungan hidup manusia.
Hari ini, Idul Adha dirayakan. Substansinya adalah berkurban untuk berlangsungnya kehidupan bersama. Dalam konteks ketimpangan kesejahteraan, yang berpunya didorong menyisihkan sebagian hartanya untuk menyediaakan hewan korban, yang fungsinya bukan untuk persembahan pada Dewa atau Sang Pencipta, namun melaksanakan semangat berbagi kepada sesama umat manusia, khususnya kepada mereka yang kurang berpunya.
Fungsi hewan kurban, secara simbolis berubah, dari fungsi ritual persembahan yang sebelumnya mentradisi dalam "peradaban persembahan" kini menjadi aktivitas ibadah sosial kemanusiaan. Inilah transformasi tradisi yang seringkali tak kita sadari.
Karena itu, saat kita mengucapkan selamat Idul Adha, hakikatnya adalah selebrasi dijalankannya kesalihan sosial agar kehidupan bersama tetap terjaga. Dalam kondisi pandemi Covid-19 yang mengancam siapa saja, tentu sudah sewajarnya, setiap pribadi muslim harus menjaga kehidupan bersama ini, dengan tak hanya berkurban mengeluarkan harta menyembelih hewan untuk dibagikan kepada sesama, tetapi juga berkurban mendisiplinkan diri agar pandemi tak meluas mambahayakan kehidupan bersama.
Apa artinya berkurban berbagi makanan pada mereka yang tak berpunya bila dalam situasi pandemi ini kita abai, tak peduli, dan bahkan ceroboh sehingga kehidupan sesama menjadi berbahaya.
Kita "berkurban" (lebih tepatnya "bertanggung-jawab") dengan berprilaku "tidak seenaknya" karena sikap sembrono akan berakibat mengurbankan hidup orang lain. Di Hari Idul Adha, janganlah kita hanya mendapatkan kulitnya, tapi harusnya kita raih esensinya.
#iPras 2021
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews