Budaya Organisasi [13] Robert A. Cooke Model Budaya Organisasi

Dalam budaya Robert A. Coke, karyawan agresif, bersaing satu sama lain dan berusaha menjadi perfeksionis dengan mengidentifikasi kesalahan mereka dan akhirnya meminimalkannya.

Kamis, 8 Juli 2021 | 09:33 WIB
0
160
Budaya Organisasi [13] Robert A. Cooke Model Budaya Organisasi
illustr: ChandlerWoods

Orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan minat yang berbeda-beda berkumpul di platform bersama yang disebut organisasi untuk mencapai target serta mendapatkan roti dan mentega untuk diri mereka sendiri. Individu bekerja bersama-sama menuju tujuan bersama. Perilaku karyawan sebagian besar tergantung pada budaya tempat kerja. Bagaimana orang berinteraksi di antara mereka sendiri dan dengan orang luar juga bergantung pada budaya organisasi.

Kebijakan, praktik, prinsip organisasi membentuk budayanya. Sangat penting bagi seorang karyawan untuk memahami budaya dan menyesuaikannya dengan baik untuk memberikan level terbaiknya dan memenangkan penghargaan manajemen.

Robert A Cooke mengusulkan model budaya organisasi berikut.

Setiap karyawan memiliki cara berperilaku di tempat kerja yang menurutnya merupakan cara yang benar dan akan membantunya bertahan dalam organisasi untuk jangka waktu yang lebih lama. Persepsi karyawan seperti itu membentuk budaya organisasi. Menurut Robert A Cooke, budaya organisasi adalah cara karyawan berperilaku di tempat kerja untuk memastikan masa depan dan pertumbuhan yang stabil.

Cooke mengusulkan tiga jenis budaya dalam organisasi:

1. Budaya Konstruktif

Ada organisasi tertentu yang mendorong interaksi yang sehat di antara karyawan. Individu memiliki kebebasan untuk berbagi ide mereka, bertukar informasi dan mendiskusikan berbagai hal untuk mencapai solusi inovatif yang bermanfaat bagi semua. Konflik muncul ketika karyawan merasa diabaikan dan tidak diizinkan untuk mengungkapkan pikiran mereka. Orang-orang tidur di antara mereka sendiri ketika pertanyaan tetap tanpa pengawasan yang mengarah ke demotivasi yang parah. Budaya konstruktif mendorong diskusi dan pertukaran ide di antara karyawan. Budaya konstruktif memotivasi karyawan dan akhirnya mengeluarkan yang terbaik dari mereka.

Fitur utama dari budaya konstruktif adalah:

  • Pencapaian: Budaya konstruktif membantu karyawan mencapai target dalam kerangka waktu yang ditentukan.
  • Aktualisasi Diri: Dalam budaya semacam ini, seorang karyawan tetap termotivasi dan menyadari potensi penuhnya.
  • Dorongan: Budaya konstruktif mendorong karyawan untuk memberikan tingkat terbaik mereka dan berusaha keras untuk memajukan citra organisasi.
  • Afiliasi: Karyawan menghindari konflik dan perselisihan yang tidak perlu dan mempromosikan suasana positif di tempat kerja.

2. Budaya Pasif

Dalam budaya pasif, karyawan berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan cara yang mereka rasa benar dan seharusnya menjadi cara yang ideal. Dalam budaya pasif, motif utama karyawan adalah untuk menyenangkan atasan dan membuat posisinya aman dan terjamin dalam organisasi. Dalam budaya seperti itu, karyawan dengan tidak senang mematuhi pedoman dan mengikuti aturan dan peraturan hanya untuk menyelamatkan pekerjaan mereka.

Ciri-ciri budaya pasif adalah:

  • Persetujuan: Dalam budaya seperti itu, karyawan tidak dapat mengambil keputusan sendiri. Mereka perlu meminta persetujuan bos mereka sebelum menerapkan ide apa pun.
  • Konvensional: Karyawan terikat oleh aturan dan peraturan organisasi dan bertindak sesuai dengan standar yang ditentukan saja.
  • Dependen: Dalam budaya seperti itu, kinerja karyawan bergantung pada keputusan atasan dan mereka secara membabi buta mengikuti perintah bos mereka.
  • Penghindaran: Karyawan cenderung menghindari kepentingan pribadi, kepuasan dan hanya bertindak sesuai dengan kebijakan perusahaan.

3. Budaya Agresif

Organisasi yang mengikuti budaya agresif mendorong persaingan di antara karyawan. Mereka mendorong karyawan untuk bersaing satu sama lain sehingga masing-masing berkinerja lebih baik daripada rekan kerjanya. Dalam budaya seperti itu, karyawan yang mencari bantuan rekan mereka sering disebut sebagai karyawan yang tidak kompeten. Setiap individu bersaing untuk kekuasaan, perhatian dan berusaha keras untuk memenangkan penghargaan.

Fitur utama dari budaya semacam itu adalah:

• Berlawanan
• Kekuasaan
• Perfeksionis
• Kompetitif

Dalam budaya di atas, karyawan agresif, bersaing satu sama lain dan berusaha menjadi perfeksionis dengan mengidentifikasi kesalahan mereka dan akhirnya meminimalkannya.

***
Solo, Kamis, 8 Juli 2021. 7:57 am
'salam sehat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko