Misteri OSV

Ternyata, misteri OSV itu menjadi investasi jalanan sang "street-smart" yang khotimahnya berbuah kegembiraan! Apakah itu OSV?

Rabu, 10 Februari 2021 | 06:38 WIB
0
261
Misteri OSV
Ilustrasi tutup mulut (Foto: Love Spells)

Istilah OSV ini adalah istilah saya sendiri. Sebagai kepanjangan dari Overseas Study Visit. Arti gampangnya adalah jalan-jalan suka-suka ke mancanegara. Pergi lanjalan ke negara manapun tanpa dibebani agenda. Tanpa target cammacam. Pokoknya, "destination no where". Segalanya kumaha aing lah!

Saya memulainya tahun 1990, saat masih mahasiswa ITB. Kira-kira 2,5 tahun sebelum saya bisa lulus dari kampus ITB dengan drama yang cukup menegangkan. Maklum saja, saya baru bisa lolos dari ITB dengan masa kuliah hampir 7,5 tahun...hiks...hiks...hiks!

Koq bisa begitu? Karena semasa kuliah saya terlalu banyak main bola. Terlalu banyak ngurus bisnis. Terlalu banyak jalan-jalan ke mancanegara. Dari mana duit untuk mengongkosi OSV ini?

Pertama, dari honor menulis di berbagai media massa (tabloid, majalah dan suratkabar). Kedua, dari omset bisnis kecil-kecilan diberbagai kampus.

Jujurly, ide OSV ini terpikir akibat dari kegalauan saya terhadap ancurnya prestasi kuliah saya. Gak yakin banget bakal bisa lulus normal masa studinya. Karena IPK saya setelah dirata-ratakan, ujungnya bakalan pas-pasan. Ya, pas ambyarnya...hihihi

Akibat rasa pesimisme yang tinggi gak bakal diterima jika melamar kerja dibidang desain interior, maka saya nekad memilih strategi "turn around". Alias banting setir di menit-menit akhir masa studi.

Gak akan lah saya menyalahkan kampus ITB, jika setelah wisuda nasib saya amburadul. Saya yakin, gak bakal ada konsultan desain interior yang mau meminang saya yang IPK nya hanya dua koma sekian (dari standar IPK 5). Saya tahu diri lah.

Makanya, momentum "turn around" saya maksimalkan dengan mengeksekusi aktivitas OSV. Jadi OSV ini benar-benar sebagai masa gladi resik. Persiapan banting setir dari cita-cita sebagai desainer interior, berubah menjadi pebisnis. Persisnya, creativepreneur !

Singkatnya, ada lima negara yang saya ngabolangkan bolak-balik demi membangun jejaring bisnis awal. Itu menjadi persekot sukses yang saya cicil dan intensifkan selama 2,5 tahun sebelum lulus kuliah.

Lakukan OSV dalam senyap (Fokus agar gak tergoda dugem). Tutup mulut rapat-rapat (Jangan doyan berdebat/kontensius). Buka mata lebar-lebar (Scan segala fenomena). Bertemanlah dengan siapapun di mancanegara (Silaturahmi adalah rejeki). Ini selaras dengan postulat The Law of Attraction, bukan?

Ternyata, misteri OSV itu menjadi investasi jalanan sang "street-smart" yang khotimahnya berbuah kegembiraan!

***