UAS Viral Lagi

Dengan diviralkan demikian juga sudah merupakan hukuman sosial tersendiri. Walaupun bukan jaminan untuk tidak diulangi. Karena karakter itu tidak mungkin bisa dirubah dalam semalam..

Minggu, 18 Agustus 2019 | 09:15 WIB
0
710
UAS Viral Lagi
Ustad Abul Somad (Foto: Okezone.com)

UAS viral lagi ?

Gak aneh. Gak surprised. Biasa ajah.

Biasa aja karena bukan menyangkut kamuu...

Oh tidak!

Karena UAS punya satu masalah, yang mungkin dia sendiri tidak menyadari masalah yang dia punya.

Bad Humor.

Yep. UAS punya selera humor yang jelek sekali. Tidak patut. Tidak lucu. Tidak enak didengar.

Dan bagi semua orang yang memiliki selera humor lebih baik dari dia, alih-alih tertawa mendengar jokes nya, malah seringkali bikin merah telinga dan emosi jiwa.

Kenapa disangkutpautkan dengan selera humor? Ini soal penistaan agama! Kamu ngebelain dia?

Oh, saya bukan sedang membelanya. Yang tidak menyukainya bukan hanya non muslim. Tapi muslim juga sama jengkelnya dengan dia. Termasuk saya.

Untuk lebih nangkap maksudnya, saya sebut saja satu nama. PRABOWO!

Yeah... Prabowo manusia sejenis yang sama-sama punya bad humor-nya.

Ingat ketika Prabowo bicara di depan wartawan, "Tampang kalian tampang susah, pasti jarang ke mal."
Atau saat bicara di depan warga Boyolali, "Kalian gak mungkin pernah masuk hotel-hotel itu lah... kelihatan tampang kalian tampang orang susah semua." (maaf kalo ada kesalahan redaksi kutipan, intinya demikian). Dan seterusnya...

Kita tahu Prabowo itu maksudnya bercanda. Dia sedang bercanda. Tapi bercandanya tidak enak. Tidak lucu. 

Saya yakin Prabowo bukan orang yang rasis terhadap suku tertentu. Hanya karakter beliau yang dipengaruhi latar belakangnya, membentuk Prabowo menjadi seseorang yang punya selera humor yang jelek.

Dan sebetulnya bisa diperbaiki jika dilatih. Itu bisa pada Ahok. Ahok yang dulu karakternya sedemikian "bebas", sekarang bisa lebih 'dikekang' by latihan. Bicaranya menjadi lebih santun, gestur tubuhnya lebih luwes, dst.

Hal yang sama terjadi pada UAS. Bukan hanya pada hal-hal yang menjadi viral, jika sering menyaksikan video ceramahnya di mana-mana, maka kita akan lebih banyak lagi menemukan jokes-nya yang sama sekali tidak lucu, menyebalkan, bikin gemas karena seharusnya tidak patut untuk diucapkan.

Joke-nya tentang hidung peseknya Rina itu, tentang 'haleluya haleluya', simbol ambulance nguing-nguing itu hanya salah tiga saja.

Bagaimana cara kita menyikapi orang-orang yang memiliki bad humor?

Jangan diambil hati. Abaikan...

Orang-orang demikian ada banyak di sekitar kita. Tapi apakah hidup kita harus terganggu dengan kehadiran mereka?

Apakah wartawan harus memejahijaukan Prabowo?

Apakah orang-orang Boyolali harus demo berjilid-jilid?

Habis energi kita jika bad humor harus terus kita sikapi secara serius.

Lalu kita biarkan mereka ngoceh seenaknya, sementara mereka public figures?

Ya tidak. Dengan diviralkan demikian juga sudah merupakan hukuman sosial tersendiri. Walaupun bukan jaminan untuk tidak diulangi. Karena karakter itu tidak mungkin bisa dirubah dalam semalam.

Idealnya, ada orang-orang terdekat dari mereka ini yang menasihati, memberi masukan, agar mereka melatih diri memperbaiki.

Tidak harus segala hal di dunia ini dispannengi. Di bawa emosi jiwa. Capek.

Bagian tercapeknya ketika kita ingin mengenyangkan ego kita untuk 'balas-balasan', menuntut keadilan ala permainan sepak bola, kalau dia sudah mencetak skor 1, maka saya juga harus demikian biar skor 1 : 1.

Oalah capeknya hidup ketika aturan mainnya harus selalu kita buat seperti itu.

Kenapa kita tidak menaikkan skor melalui cara lainnya. Misalnya melalui 'WISDOM'.

Ketika saya mengagumi Ahok dengan segala dedikasinya, tidak serta saya mengiyakan segala keliarannya. 

Namun tidak mengiyakan kekurangan seseorang, bukan berarti juga kita tidak bisa menerima dan bersikap adil sewajarnya, bukan?

Saya menerima resiko dikafir-kafirkan karena keukeuh sumeukeuh berpendapat Ahok tidak melakukan penistaan Agama. Dan dua tahun dibui adalah suatu kelebayan yang sia-sia.

Jutaan orang lainnya mungkin tidak sependapat dengan saya. That's fine. It's life. Hidup yang damai memang untuk "sepakat untuk tidak bersepakat".

Just stay away from bad humor. You'll safe.

***