Sejarah Konsesi Tanah dan Jokowi

Jumat, 22 Februari 2019 | 20:49 WIB
1
515
Sejarah Konsesi Tanah dan Jokowi
Joko Widodo dan sertifikat tanah (Foto: Sebarr.com)

Kalau Anda periksa dalam sejarah bangsa ini, sirkulasi kekuasaan di Indonesia ditentukan oleh konflik hak konsesi atas tanah.

Panembahan Senopati hantam Prabu Hadiwijoyo atau Jaka Tingkir karena persoalan ijin hak konsesi hutan Mentaok yang tidak turun turun, dan selama 10 tahun tertahan di Kantor Mangkubumi Pajang. Sehingga Panembahan Senopati melakukan politik menolak kunjungan Paseban yang berujung pada peristiwa Prambanan dimana Sultan Hadiwojoyo jatuh dari gajah tunggangannya saat ingin bertempur dengan Laskar Mataram di sekitaran Klaten.

Diponegoro soal penolakan patok tanah, karena Pangeran Diponegoro justru mendapat laporan dari intel bahwa setelah pengerjaan jalan akan ada pencaplokan lahan lahan untuk perkebunan.

Insting politik Diponegoro benar, kemudian setelah selesai perang Van Den Bosch melakukan politik tanam paksa. Kemudian Jawa menjadi lautan perkebunan, sebuah kantong kapitalis terbesar di bumi selatan.

Hampir 80% persiapan perencana kemerdekaan sebelum Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon, adalah pembicaraan Hatta dalam melakukan rencana pengambilalihan perkebunan perkebunan ke tangan kaum Republik. Wilayah perkebunan oleh Hatta disebut wilayah produksi, namun operator perebutan wilayah produksi malah dilakukan kelompok Tan Malaka, utamanya ketika Tan Malaka pidato di Purwokerto, 1946.

Dengan jargon politik "Merdeka 100%" seperti sebuah antitesis dari jargon politik Sjahrir "Perdjoangan Kita" yang lebih diplomatis, Merdeka 100% adalah sebuah ungkapan Tan Malaka dengan menyatakan "Tidak ada waktu perundingan dengan Maling" jelas Van Mook murka dengan ini.

Jatuhnya Bung Karno juga diawali soal politik land reform selain bocornya niat Bung Karno yang dibaca intel intel Amerika dan Inggris, bahwa setelah Pertempuran Ganjang Malaysia, Bung Karno akan mengambil alih paksa seluruh ladang ladang minyak di Indonesia dan selain itu memperluas pengaruh Indonesia di seluruh Asia Tenggara.

Jadi walaupun sekelebat, ucapan Jokowi soal tanah itu justru bermakna dinamika sejarah yang tinggi...

***