Musibah ini merupakan yang terbesar di dunia dalam 40 tahun terakhir, melampaui tragedi Stadion Hysel, Brussels tahun 1985 yang mengakibatkan 39 nyawa melayang, 600 orang luka-luka cdan 14 orang dibidana karena melakukan pembunuhan.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menangis sesenggukan pada saat meminta Aremania menahan diri untuk menghindari ledakan sosial.
Hal itu terjadi pada saat Muhadjir bertemu dengan puluhan Aremania (julukan suporter Arema FC) di Stadiona Gajayana, Kota Malang, Senin (3/10/2022) hampir tengah malam.
“Semua prihatin atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Tapi saat ini saya minta Aremania untuk menahan diri. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif. Jangan sampai ada lagi korban berjatuhan. Sudah cukup. Terlalu mahal nyawa hanya untuk sepakbola … “
Kemudian Muhadjir menangis sambil lelehan menahan air matanya dengan telapak tangan. Suasana pertemuan yang semula terasa panas, riuh berubah hening. Hanya isakan tangis Muhadjir yang terdengar di sela-sela degub jantung dan desah nafas.
“Saya mencintai Arema. Kita semua mencintai Arema. Tapi tidak boleh mengorbankan nyawa untuk Arema. Terlalu mahal nyawa itu dikorbankan untuk sepakboa. Mari kita kembalikan martabat Arema di mata Indonesia. Di mata dunia,” lanjut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Jokowi jilid satu ini.
Ajakan Muhadjir agar Aremania menahan diri bukan suatu yang berlebihan. Memang ada ada suasana eksplosif di masyarakat. Muhadjir tahu persis kondisi riil karena dia blusukan sejak kurang dari 10 jam setelah musibah kubro (besar) Stadion Kanjuruhan. Praktis dia di lapangan sejak pagi sampai larut malam. Ia mengunjungi korban yang dirawat di beberapa rumah sakit. Berdialog dengan keluarga korban yang meninggal. Memberikan santunan dari pemerintah kepada korban. Melakukan koordinasi penanganan dengan otoritas terkait dan banyak elemen masyarakat.
Dihadang Massa
Muhadjir, anak ke 6 dari 9 bersaudara pasangan Guru Soeroya dan Hj Sri Subitah ini sempat dihadang ketika hendak meninjau Stadion Kanjuruhan. Demikian pula pada saat menuju kampus UMM untuk bertemu perwakilan Koordinator Wilayah (Korwil) Aremania pada Senin malam.
Pada mulanya Muhadjir dikawal mobil patwal. Tetapi di tengah jalan ada massa Aremania. Pada saat massa melihat mobil patwal, ada tanda-tanda massa mau anarkis. Untuk itu mobil patwal kembali untuk mencegah jadi sasaran amuk massa.
Massa memberi jalan setelah diberi tahu ajudan bahwa yang di dalam mobil Muhadjir. Akhirnya Muhadjir sampai di kampus UMM. Tetapi setelah itu, perjalanan dari UMM ke Stadion Gajayana tanpa menggunakan mobil patwal. Dia dikawal Rektor UMM Fauzan, Wakil Rektor II Nazaruddin Malik, beberapa tokoh Aremania seperti Ade D’Cross, Rois,Iskak.
Polisi menjadi sasaran utama kemarahan Aremania. Mereka beranggapan pemicu musibah kubro adalah tembakan gas air mata yang dilepaskan polisi kepada penonton di tribun utara, timur dan selatan.
Saat ini juga berkembang narasi bahwa yang terjdi di Stadion Kanjuruhan adalah pembantaian terhadap orang-orang yang tak berdosa dan tak berdaya.
Pada saat pertemuan Korwil Aremania dengan Muhadjir di kampus UMM, terlihat pula kemarahan mereka atas polisi.
“Apakah di sini ada polisi? Kami mohon kalau ada agar meninggalkan tempat. Jangan kelihatan. Karena kawan-kawan ini masih marah ke polisi,” kata Amin, tokoh Aremania Korwil Jalur Gaza.
Yang juga membuat mereka memendam marah ke polisi karena sampai sekarang polisi tidak mau meminta maaf. Mereka menilai polisi arogan. Polisi jelas salah karena membawa gas air mata masuk ke dalam stadion itu jelas melanggar aturan FIFA. Apalagi sampai menggunakannya. “Pak kami hanya minta keadilan. Minta keadilan,” ujar Udin.
Dalam menanggapi narasi emosional Aremania, Muhadjir bersikap cool. Tenang. “Soal permintaan maaf nanti saya sampaikan ke Pak Kapolri. Percayalah Pak Kapolri serius menangani masalah ini. Lantas soal siapa yang bertanggung jawab, Pak Presiden sudah menegaskan harus ada yang bertanggung jawab,” kata ayah dari 3 anak ini.
“Tugas saya dalam tahap tanggap bencana sudah selesai. Selanjutnya tahap investigasi yang akan dipimpin Pak Menko Polhukam yang juga Ketua TGIPF. Meskipun demikian kalau ada perkembangan masalah jumlah korban, santunan saya tetap akan mengurusnya. Percayalah saya tidak akan meninggalkan Arema,” Muhadjir menambahkan.
Pada musibah kubro yang terjadi Sabtu (1/10/2022) mengakibatkan sekitar 125 nyawa melayang, ratusan luka-luka. Selain penonton, yang menjadi korban adalah penjual makanan dan minuman di dalam stadion serta dua orang polisi. Korban mulai anak berumur 6 tahun sampai orang tua, laki-laki dan perempuan.
Musibah ini merupakan yang terbesar di dunia dalam 40 tahun terakhir, melampaui tragedi Stadion Hysel, Brussels tahun 1985 yang mengakibatkan 39 nyawa melayang, 600 orang luka-luka cdan 14 orang dibidana karena melakukan pembunuhan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews