optimisme alam dunia (kosmologi) dan alam akhirat (eskatologi) bagi seluruh makhluk, terutama kesadaran Sapiens, adalah relasi nyata yang tak terbantahkan dan itulah tabir 'scientia sacra' yang bisa diraih oleh siapapun.
"Jika sains bisa memecahkan teka-teki alam semesta sebagai 'blackhole', maka rahasia dan wujud Tuhan akan terbuka dan nyata" (Stephen Hawking,1942-2018).
Sejak terbit perdana 1988, buku sains populer "Sejarah Sangkala" (A Brief History of Time) dari sainstis asal Cambridge Inggris, Stephen Hawking bikin dunia ilmu pengetahuan geger dan gegap gempita dengan penemuannya hakikat alam semesta dalam kungkungan waktu.
Dengan kemampuan mutakhir ilmu fisika dan matematika, Hawking berhasil memprediksi hakikat alam semesta sejak dari awal penciptaan hingga memuai dalam waktu seperti realitas hari ini.
Meski perubahan dan jejak waktu bisa ditebak dengan matematika fisika, ada fenomena ruang dan waktu yang belum bisa diurai-jelaskan oleh sains versi Hawking. Karena itu, ia menyimpulkan bahwa fenomena ruang dan waktu alam semesta memiliki lorong (time tunel) yang disebut 'blackhole' (lubang hitam).
Teka-teki lubang hitam (blackhole) yang tak terjangkau dan tetap dianggap misteri oleh sains mutakhir itu -dan sering diabaikan karena mubasir- menjadi santapan dan urusan para ilmuwan teologi.
Bagi para teolog khususnya seperti Ian Barbour, Keith Ward, John Haught dan Huston Smith, fenomena 'blackhole' itu akhirnya disimpulkan sebagai wilayah ilmu-ilmu 'akhirat' (eschatology) dan hendak menjawab teki-teki akhir dunia atau alam semesta?
Dengan demikian, batas-batas seluruh sains dalam menerka fenomena alam semesta (kosmologi) bersama seluruh gerak-gerik dan pertumbuhannya diambil alih oleh eskatologi sebagai sains bagi akhir dunia atau dalam kitab-kitab suci dikenalkan sebagai "alam akhirat"(judgement day) atau "the day of resurrection".
Bersama sejarah sangkala Hawking, usia alam semesta(kosmologi) ditaksir telah mencapai 13 miliar tahun dengan bukti-bukti arkeologi dan perhitungan matematika mutakhir dan dekade ini pencapaian itu baru saja dinafikan secara tak terduga oleh evolusi biomolekuler yang menggegerkan seluruh fondasi prestasi sains yang justru retak(fractal) dengan serangan sejenis virus dengan ukuran 0,5 nano.
Meski belum menjawab teka-teki sains kosmologi dan juga eskatologi, prediksi tentang riwayat sangkala (alam semesta) dan alam akhirat (eskatologi) sejatinya telah makin meneguhkan bahwa relasi alam semesta -di mana manusia yang telah mencapai 7.3 miliar populasi (Feuntes,2018)- dan alam akhirat jika tumbuh bersama dalam rentang 13 miliar tahun bersama alam semesta, pun baru saja menerima kematian populasi sejak Adam dan Hawa hingga umat nabi terakhir Muhammad (jika itupun diyakini dalam sejarah seluruh kitab suci samawi) belum melebihi populasi umat manusia yang diprediksi akan mencapai 30 miliar di 2050.
Dengan menyimak dan merinci jejak evolusi alam dan makhluk -apakah dengan prediksi sains dan eskatologi- optimisme keduanya atas nasib umat manusia di masa depan masih terbuka luas untuk dihayati sekaligus dinikmati sebagai bentuk kesyukuran yang tiada tara dan batasnya.
Akhirnya, optimisme alam dunia (kosmologi) dan alam akhirat (eskatologi) bagi seluruh makhluk, terutama kesadaran sapiens, adalah relasi nyata yang tak terbantahkan dan itulah tabir 'scientia sacra' yang bisa diraih oleh siapapun.
Reiner Omyot Ointe a.k.a. ReO Filsawan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews