Hancurnya Hati Petugas KUA saat Menikahkan Mantan Isteri

Orang yang dinikahkan adalah orang yang pernah menjalani hidup bersama. Pamer bojo di hadapan-ku sopo wonge (orangnya) sing atau yang kuat.

Jumat, 19 Juni 2020 | 10:51 WIB
0
739
Hancurnya Hati Petugas KUA saat Menikahkan Mantan Isteri
Petugas KUA menikahkan mantan (Foto: padangkita.com)

"Dudu klambi anyar // Sing neng njero lemariku // Nanging bojo anyar // Sing mbok pamerke neng aku".

"Dudu wangi mawar // Sing tak sawang neng mripatku // Nanging kowe lali // Nglarani wong koyo aku".

"Nengopo seneng aku // Yen mung gawe laraku // Pamer bojo anyar // Neng ngarepku".

Syair atau lirik lagu diatas dinyayikan oleh sang maestro campursari yaitu alm. Didi Kempot-menggambarkan atau menceritakan sakit hati karena ditinggal dan pamer bojo (suami/istri) anyar dihadapan-Ku. Sopo wonge sing kuat.

Tentu-tidak laki atau perempuan-kalau mengalami situasi atau kondisi seperti lagu "Pamer Bojo" pasti akan menyebabkan luka hati yang menyayat.

Tetapi-apakah lagu "Pamer Bojo" benar-benar bisa terjadi dalam kehidupan nyata? Ternyata benar adanya atau ada yang mengalaminya.

Siapakah yang mengalami dipameri bojo anyar dihadapannya? Yaitu petugas KUA. Ia menikahkan mantan istrinya dengan laki-laki yang tak lain sahabat atau temannya sendiri. Apa tidak sakit hati yang dinikahkan adalah mantan istrinya dan sahabatnya.

Karena sudah menjadi kewajibannya sebagai petugas KUA, maka sekalipun berat hati-harus tetap melaksanakan tugasnya untuk menikahkan kedua mempelai atau pengantin. Sekalipun netes eluh-harus ditahan.

Cerita ini berdasarkan kisah nyata dari video dTikTok di akun Rahma @m030610r yang mengisahkan seorang petugas KUA yang menikahkan mantan istrinya dengan laki-laki yang merupakan juga sahabatnya sendiri.

Bahkan mantan suami yang juga petugas KUA begitu kikuk dan  gugup saat membacakan persyaratan pernikahan dan membacakan doa dihadapan kedua mempelai atau pengantin.

Kalau bukan karena kewajiban sebagai petugas KUA untuk menikahkan, mungkin ia atau yang besangkutan tidak mau melihat atau menghadiri pernikahan tersebut. Orang yang dinikahkan adalah orang yang pernah menjalani hidup bersama. Pamer bojo di hadapan-ku sopo wonge (orangnya) sing atau yang kuat.

"Pamer bojo ga masalah, tapi ojo banget-banget!".

***