Visi Manusia Indonesia yang Unggul

Sudah saatnya berkiblat kepada diri sendiri. Jadi bangsa yang berpegang teguh pada jati diri. Itulah jalan mengembalikan era keemasan Nusantara.

Minggu, 6 Oktober 2019 | 17:45 WIB
0
379
Visi Manusia Indonesia yang Unggul
Tribuana Tungga Dewi (Foto: Boombastis.com)

Jangan lupakan sejarah. Mengapa? Karena ada banyak hal berharga dari sejarah kita sebagai satu bangsa. Kita adalah bangsa agung, yang pernah melahirkan banyak manusia berkarakter luhur. Mereka adalah individu-individu tercerahkan yang bisa menorehkan mahakarya. Saat kita butuh arah dalam membangun manusia Indonesia, kita cukup melihat kepada apa yang telah dicontohkan oleh para pendahulu kita.

Manusia unggul versi Nusantara, sejauh yang bisa saya observasi menggunakan rasa sejati - selalu menunjukkan kelebihan dalam berbagai parameter secara utuh dan berimbang. Saya menggunakan rumusan yang saya kembangkan yaitu Human Perfection Matrix untuk membaca satu tokoh masa silam yang berhasil membawa Majapahit kepada era keemasannya, yaitu Tribuana Tunggadewi.

Tokoh ini memang layak menjadi role model bagi manusia Indonesia, karena menunjukkan keunggulan pada banyak aspek kualitas manusia. Demikian yang saya bisa baca:

Kecerdasan Spiritual: 1000/1000. Tribuana Tunggadewi terbilang tuntas dalam menjalani laku spiritual, jiwanya jernih dan murni, sehingga mengalami fase jumbuh kawula lan Gusti, sebagai satu individu ia terhubung selaras dengan Hingsun atau Roh Kudus yang bersemayam di dalam diri.

Kecerdasan Intelektual: 210. Sebagai pembanding, tokoh fenomenal ahli kosmologi kontemporer yang belum lama ini meninggal dunia, Stephen Hawking, memiliki IQ 220.

Kecerdasan Emosional: Dalam skala 0-1000, Tribuana Tunggadewi punya kecerdasan emosional di skor 1000. Artinya, jiwanya betul-betul diliputi kasih murni, bisa melampaui kecenderungan angkara, murka.

Kecerdasan Kosmik: Dalam skala 0-1000, skornya adalah 800. Artinya, ia relatif punya kemampuan untuk mengakses server pengetahuan semesta. Kecerdasan ini hanya terjadi saat kundalini cukup teraktivasi secara optimal, sehingga cakra mahkota terbuka lebar dan terbentuk antah karana sebagai jalur energi yang menghubungkan otak manusia dengan pusat kecerdasan semesta.

Kecerdasan Intuitif : Dalam skala 0-1000 ada di skor 1000. Artinya, salah satu fungsi dari pineal gland yaitu fungsi pengertian, mencapai kinerja terbaik sehingga sangat cepat dan akurat dalam memahami fenomena yang terjadi di sekitarnya. Ini juga membantu menemukan solusi out of the box dari permasalahan yang dihadapi.

Bagaimana sosok Tribuana Tunggadewi bisa muncul? Jika kita bicara tentang model pendidikan yang berkembang saat itu, bisa diungkapkan sebagai berikut. Pertama, pendidikan yang berjalan didasarkan pada pengertian manusia secara utuh sebagai satu kesatuan dari body, mind, soul dan spirit. Kedua, pendidikan yang ada mengarahkan kepada integrasi dan penyelarasan antara spiritualitas dengan sains teknologi.

Titik tekannya bukan menguatkan kepercayaan pada dogma religi, tapi pada perluasan kesadaran, keterhubungan pikiran dan rasa sejati, serta penyingkapan realitas semesta dan rahasia hukum-hukum semesta sebagaimana adanya. Dalam hal ini, yang dijalani oleh Tribuana Tunggadewi bukan saja olah otak dan olah tubuh, tapi juga olah rasa melalui samadi/meditasi/hening cipta

Kualitas sebagaimana yang dimiliki oleh Tribuana Tunggadewi juga ada pada banyak tokoh kuna Nusantara: Harjuna Sasrabahu, Anglingdarma, Airlangga, Empu Bharada, Ken Dedes, dan lainnya. Pada era pembentukan NKRI, kita memiliki tokoh-tokoh yang tak hanya cerdas tapi juga punya kesadaran spiritual tinggi: antara lain Bung Karno, R. Sosrokartono, Sultan HB IX, Ki Hajar Dewantoro, Ki Ageng Suryamentaram.

Sudah saatnya berkiblat kepada diri sendiri. Jadi bangsa yang berpegang teguh pada jati diri. Itulah jalan mengembalikan era keemasan Nusantara.

***