Kerekatan bangsa harus ditumbuhkan melalui karja kerja solidaritas penyelamatan lapisan masyarakat yang terhempas.
Kemarin, 19 Desember 2019, saya mendapat kehormatan untuk ikut sumbang saran memberi pengantar diskusi dalam acara yang diselenggarakan Suluh Kebangsaan. Sumbangan pikiran ini hanya sekedar melanjutkan apa yang sudah dibicarakan sebelumnya oleh Pak Mahfud MD dan Bu Sri Mulyani dalam tema "Merawat Semangat Kehidupan Berbangsa."
Ya, bagaimana merawatnya di era yang berubah begitu cepat akibat datangnya revolusi informasi, revolusi jejaring digital, dan bahkan revolusi industri 5.0 yang begitu banyak peran-peran manusia akan tergantikan oleh robot canggih.
Sebelum pembahasan ini, kebetulan seorang sahabat mengirimkan video clip pendek yang menggambarkan perubahan itu dengan tepat. Bisa lihat video yang diproduksi Ruang Bisnis terlampir.
Sungguh tak terbayangkan apa yang akan terjadi pada begitu banyak warga, terutama di lapisan bawah. Jutaan orang akan terancam pekerjaannya karena industri tak lagi mempekerjakan manusia.
Tukang post tergantikan drone. Pustakawan, tukang loper koran dan majalah menganggur karena sebagian besar buku telah beralih bentuk dalam e-book, e-journal, e-newpaper, e-magazine. Pedagang pasar, baik pasar modern atau tradisional, tergerus oleh On-Line Shop. Tukang-tukang bangunan banyak yang menganggur karena tergantikan oleh mesin-mesin robot pintar yang mampu melakukan pekerjaan mereka secara lebih persisi.
Bagaimana merawat kerekatan bangsa manakala begitu banyak orang terhempas oleh cara baru kehidupan ini? Siapa yang bisa diharapkan untuk membawa 100 juta penduduk angkatan kerja yang hanya berpendidikan SD/SMP? Bagaimana lapisan masyarakat ini dapat bertahan hidup?
Sungguh ini pertanyaan-pertanyaan yang tak mudah dijawab. Yang mungkin bisa kita harapkan untuk membantu adaptasi di era transisi ini adalah para technopreneours dan social entrepreneours. Orang orang muda kreatif yang kita miliki harus berhimpun dan bersinergi untuk turun tangan. Pemerintah harus memfasilitasi kerja kerja mereka. Inilah era orang orang kreatif mengambil alih.
Kerekatan bangsa harus ditumbuhkan melalui karja kerja solidaritas penyelamatan lapisan masyarakat yang terhempas.
Namun, untuk kerja besar ini, siapa yang akan tampil ke depan untuk menjadi penggerak? Kerja individual mustahil dapat mengatasi masalah ini. Hanyalah teamwork yang bisa menyelamatkan.
#iPras 2019
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews