Membaca Sejarah Leluhur

Kalau orang jawa, saat memilih jodoh harus lihat bebet, bobot dan bibitnya. Apalagi ketika memilih Presiden.

Minggu, 7 April 2019 | 19:51 WIB
0
391
Membaca Sejarah Leluhur
Lukisan Pangeran Diponegoro (Foto: Kemendikbud.go.id)

Cobalah baca sejarah. Kita punya pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro. Dia adalah ulama besar yang menentang penindasan Belanda kepada petani Jawa.

Perang Dipenogoro berlangsung lama. Belanda pusing karena pasukan pribumi sangat memguasai medan.

Lalu dirancanglah sebuah jebakan. Diponegoro akhirnya ditangkap. Ulama besar itu dibungkam Belanda. Konon salah satu aktor penangkapan itu adalah Benyamin Sigar, orang Indonesia yang bekerja untuk Belanda.

Benyamin Sigar bisa ditarik memiliki hubungan leluhur dengan Dora Sigar, ibu Prabowo Subianto. Artinya leluhur Prabowo terlibat dalam pembungkaman perlawanan seorang ulama di tanah Jawa.

Lalu jaman bergerak. Semasa Presiden Soekarno, Indonesia terus dirongrong pemberontakan. Sebagian disupport Belanda untuk menggoyang kekuasaan republik yang baru saja berdiri. Sebagian lagi didukung CIA. AS memang sejak lama ingin bercokol di Indonesia tetapi terhalang oleh Soekarno.

Salah satu pemberontakan besar yang didanai CIA adalah gerakan PRRI/Permesta. Siapa dalang pemberontakan ini? Salah satunya adalah Sumitro Joyohadikusumo, ayah Prabowo Subianto.

Untuk menghindari penangkapan, keluarga Sumitro kabur ke luar negeri.

Tapi Soekarno akhirnya lengser. Digantikan Soeharto. Sumitro yang dekat dengan AS diminta pulang. Membantu Suharto. Dia pulang bersama kekuarganya, termasuk Prabowo Subianto.

Prabowo masuk militer. Menikah dengan Titiek, anak Suharto. Karirnya moncer. Maklum, menantu Presiden.

Tiga puluh dua tahun. Kekuasaan Suharto ambruk. Nepotisme, keserakahan dan ketidakadilan terjadi. Rakyat marah.

Prabowo hendak membungkam rakyat yang marah itu. Sebagai militer dia mengerahkan pasukan buat menculik. Padahal langkah itu tidak ada dalam agenda TNI.

TNI merasa Prabowo bertindak sendiri. Sewenang-wenang terhadap rakyat. Akhirnya Prabowo dipecat. Lantas pergi ke Yordania.

Dan kini, kita tahu, Prabowo mau jadi Presiden RI.

Kalau orang jawa, saat memilih jodoh harus lihat bebet, bobot dan bibitnya. Apalagi ketika memilih Presiden.

"Mas, kok nulis sejarahnya cuma sampai ke Prabowo. Kenapa gak diterusin sampai ke Didiet?" ujar Abu Kumkum.

Oalaahh Kum. Nanti garis sejarahnya belak-belok gak karuan...

***