Insiden ini merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola dunia dalam 40 thun terakhir.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau agar Aremania (julukan suporter Arema FC) membatalkan niatnya untuk melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan setelah tujuh hari musibah kubro Stadion Kanjuruhan Malang.
“Toh sebagian besar tuntutan Aremania sudah dipenuhi. Bahkan tak kurang Presiden Joko Widodo sendiri sudah memberi perhatian sangat serius,” kata Muhadjir di Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Menurut Muhadjir, sekalipun Aremania berjanji akan melakukan aksi dengan damai, tetapi tidak ada jaminan hal-hal yang diluar kendali tidak akan terjadi.
“Hal yang lebih penting adalah mengawal proses-proses hukum yang mulai berlangsung serta melanjutkan mitigasi khususnya penyembuhan trauma (trauma healing) bagi para kurban dan keluarganya,” ujar Muhadjir.
Imbauan Muhadjir cukup beralasan. Tuntutan Aremania dalam waktu sepekan harus ada yang ditetapkan sebagai tersangka sudah dipenuhi pemerintah. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menetapkan enam tersangka pada insiden Kanjuruhan.
Mereka adalah Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang berinisial DSA, anggota Brimob Polda Jatim berinisial H, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer Arema Suko Sutrisno.
Cenderung eksplosif
Tuntutan Aremania agar dilibatkan dalam pencarian fakta sudah dipenuhi dengan langkah Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) minta keterangan kepada Aremania. Bahkan Muhadjir sendiri mempersilakan Aremania melakukan investigasi untuk kemudian disampaikan kepada TGIPF.
Kekhawatiran Muhadjir bisa terjadi hal-hal yang tidak terkendali di dalam aksi demo, tidak berlebihan. Meskipun yang digelar aksi damai, tetapi suasana sosial masih cenderung eksplosif. Terlihat banyak poster bernada emosional yang dipasang di banyak tempat seperti jembatan penyeberangan, pagar, fasilitas publik lainnya.Wacana yang berkembang di kerumunan-kerumunan Aremania bahwa insiden Kanjuruhan bukan musibah atau kerusuhan melainkan pembantaian oleh polisi terhadap rakyat tak berdosa.
Sebagaimana diberitakan musibah kubro (besar) atau insiden Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam saat berlangsung pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB). Dalam insiden itu 131 nyawa melayang, ratusan orang luka-luka. Para korban terdiri laki-laki dan perempuan, anak-anak berumur 4 tahun sampai orang tua. Dari kalangan penonton, pedagang asongan dan polisi.Pemerintah dinilai responsif terhadap insiden ini. Dipresentasikan dengan tindakan Menko PMK yang turun ke lapangan pada kesempatan pertama. Penanganan mitigasi atau tanggap darurat benaca sosial yang selesai hanya dalam waktu dua hari. Yang langsung disambung dengan penanganan investigasi dengan turunnya TGIPF.
Insiden ini merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola dunia dalam 40 thun terakhir. Melampaui tragedi Stadion Heysel Brussels tahun 1985 dalam pertandingan Liverpool melawan Juventus yang menewaskan 39 orang dan 600 orang luka-luka.
Anwar Hudijono
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews