Ada yang memaknai "kemerdekaan" dengan kebebasan berfikir atau menyampaikan pendapat tanpa dihalangi atau dicegah.
"Merdeka!".
Apa arti kemerdekaan atau merdeka bagi rakyat atau masyarakat sekarang?
Jawabnya tidak tunggal, dan banyak arti atau makna. Dan jawabannya bukan terbebas dari penindasan bangsa atau negara lain.
Ada yang memaknai "kemerdekaan" dengan kebebasan berfikir atau menyampaikan pendapat tanpa dihalangi atau dicegah.
Ada yang memaknai "kemerdekaan" bebas dari penindasan atau ketidakadilan, sekalipun dilakukan oleh bangsa atau negaranya sendiri.
Ada lagi yang mengartikan "kemerdekaan" dari kemiskinan secara materi atau ekonomi.
Dan masih banyak lagi arti dari 'kemerdekaan".
Artinya setiap kepala mengartikan atau memaknai kemerdekaan yang berbeda-beda, berangkat dari apa yang dirasakan atau dialami saat ini.
Tetapi, kalau kita bertanya arti "kemerdekaan" kepada semua rakyat Indonesia sebelum mendeklarasikan "kemerdekaan" pada tahun 1945, maka jawabannya adalah membebaskan atau mengusir penjajah Belanda dan Jepang.
Jawabnya tunggal.
Bahkan sudah mendeklarasikan "kemerdekaan" pada tahun 1945, ternyata Belanda kembali lagi dan Indonesia baru bisa "merdeka" dari Belanda pada tahun 1949.
Kalau bertanya pada rakyat Palestina arti kemerdekaan, maka jawabannya mengusir Israel dari tanah pendudukan yang dikuasai secara paksa. Bahkan sampai sekarang belum merdeka secara penuh layaknya negara yang berdaulat.
Jawabannya seperti rakyat Indonesia sebelum "merdeka". Ingin mengusir penjajah.
Syarat merdeka dalam bernegara yaitu ada wilayahnya, ada rakyatnya dan diakui dunia internasional.
Dan syarat yang belum didapat Palestina secara penuh yaitu pengakuan dunia internasional.
Kembali ke arti atau makna "kemerdekaan".
Artinya, arti atau makna "kemerdekaan" bisa bergeser dari objektif menjadi subjektif.
Setelah terbebas dari penjajahan bangsa atau negara asing, sekarang ingin terbebas dari penindasan bangsa sendiri. Karena merasa diperlakukan tidak adil.
Kalau itu arti atau makna "kemerdekaan", maka penindasan atau perlakuan tidak adil juga terjadi di negara-negara yang sudah merdeka atau maju sekalipun. Misalnya Amerika dan negara-negara Eropa.
Inilah arti atau makna "kemerdekaan" menjadi subjektif atau setiap kepala punya keinginan mendefinisikan arti "kemerdekaan" secara subjektif dan bebas.
Jangan tanya arti "kemerdekaan" kepada seniman, tambah mumet lagi. Apalagi bertanya kepada yang lagi bokek atau krisis keuangan.
**"
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews