Main Layang-layang dan Permasalahannya

Spion ini juga menggantung kewer-kewer di samping mobilnya. Warga yang bersimpati bertambah banyak dan mendesak supaya diambil tindakan tegas.

Minggu, 3 April 2022 | 06:37 WIB
0
96
Main Layang-layang dan Permasalahannya
Kaca sipon terkulai (Foto: cintamobil.com)

Ada sesuatu yang bikin aku muntap setiap kali melihat sekumpulan anak muda bermain layangan. Mereka bermain layangan bukan di tanah lapang seperti lagu anak tempo dulu. Mereka bermain layang di jalan kecil tempat rumahku berada. Jumlahnya belasan anak muda dan rutin setiap siang menjelang sore, kecuali bila hujan deras.

Kalau saja mereka bermain layangan dengan mulut dikunci mungkin saya tidak begitu mendongkol. Tapi tentu hal itu tidak bakal terjadi, mereka berteriak-teriak sekehendak hati, apalagi bila tali layangan mereka bersinggungan dengan tali layangan musuh. Suara pekikan mereka menembus gendang telinga saya menghunjam ke otak bak dibor dengan gerinda.

Beberapa bulan yang lalu, puncak kegeraman saya sudah sampai di ubun-ubun. Manakala saya memarkir mobil di depan rumah untuk dimasukkan ke dalam garasi, sekonyong-konyong datanglah tubuh anak muda yang berlari mundur seperti kesetanan menuju samping mobil saya. Rupanya dia baru kontak senjata dengan layangan musuh dan untuk itu ditariknya benang sekencang-kencangnya sambil berlari mundur.

Akibatnya bisa diramalkan. Dia menabrak kaca spion kiri sekuat-kuatnya. Kaca spion ini dalam keadaan normal memang bisa dilipat, tapi mungkin lengan anak muda menekan kuat pada spion waktu dia mau jatuh terjengkang, sehingga dudukan spion ini patah total. Tinggallah spion ini menggantung lemas karena masih disanggah kabel listrik, mirip seperti penis yang loyo habis orgasme.

Anak muda ini minta maaf dan berjanji mau mengganti kerugian. Saya sangat upset, tapi juga menyadari bahwa anak muda ini dari keluarga yang kurang mampu. Saya berhitung paling tidak biaya untuk penggantian kaca spion itu sekitar 1,5 jutaan dan dia pasti tidak sanggup menggantinya. Dan memang pada hari-hari selanjutnya anak muda ini tidak nampak lagi batang hidung di ajang main layangan. Alamat yang dia berikan ternyata palsu dan saya malas untuk melacak lebih jauh.

Saya melaporkan ke WAG pak RT tentang insiden ini dan sejumlah warga mendukung bhw anak-anak muda pemain layang-layang ini harus dilarang bergerombol di kawasan perumahan.

Pak RT sampai minta bantuan polisi untuk menertibkan anak-anak muda ini bermain layangan. Untuk beberapa hari jalanan di kompleks aman tenteram tidak ada gerombolan pemain layangan liar itu. Tapi tentu polisi tidak bisa patroli setiap sore mengusiri gerombolan anak muda itu.

Jadi tidak berapa lama, situasinya back to square one alias kembali seperti semula. Sampai beberapa hari yang lalu, di WAG pak RT memasang foto mobil dia sendiri mengalami nasib sial yang sama. Spion mobilnya ditabrak anak muda yang bermain layangan.

Spion ini juga menggantung kewer-kewer di samping mobilnya. Warga yang bersimpati bertambah banyak dan mendesak supaya diambil tindakan tegas. Mereka mengatakan selain mengganggu ketenteraman, anak-anak muda ini meninggalkan sampah makanan dan minuman di lokasi dan potongan benang layangan yang membuat orang tersandung.

Tapi pak RT nampaknya juga desperate. Caranya bagaimana melarang anak-anak muda supaya secara permanen tidak datang lagi untuk bermain layangan. Ada yang usul dipasang papan pengumuman "dilarang bermain layangan" di pos kamling sebagai langkah awal dan disetujui warga. Tapi untuk langkah lanjutan nampaknya belum didapatkan solusinya.

***