Saya berharap pada setiap rak buku di setiap keluarga di Indonesia ini ada tersimpan buku Bentang Pustaka, tentu yang original, dan pada akhirnya memberikan dampak positif bagi pembaca.
Dua bulan lepas saya kembali berkunjung ke rumah seorang karib sejak mahasiswa dulu. Kami punya kesamaan: sama-sama satu angkatan di organisasi pecinta alam. Orangtua kami sama-sama menghidupi anak-anaknya dari warung makan.
Bedanya, saat beranjak dewasa, kuliah lalu bekerja, saya tidak meneruskan usaha orangtua. Lengle, nama kawan saya itu, malah berhenti kuliah lalu memutuskan pulang ke Banjarnegara, meneruskan jejak sang Ibu.
Sekali waktu dalam masa muda saya yang tengah patah hati, rumah Lengle adalah safe heaven. Saya menemukan tempat istirah di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Bagi darah muda yang tengah bergolak, urusan cinta ini memang bikin gawat. Berlari menjauh meski nyatanya masalah tetap tinggal di kepala.
Kata "rela" itu meski cuma empat huruf tapi paling susah dilaksanakan. Jadilah saya berhari-hari menumpang hidup di tengah keluarga Lengle. Diterima dengan sangat baik oleh keluarganya sampai sekarang.
Dua puluh tahun kemudian, kalau kawan melintas ke Banjarnegara, pasti tidak asing dengan Rumah Makan Ayam Goreng Bu Mansur. Bosnya siapa lagi kalau bukan Lengle.
Dengan tempat yang luas dan puluhan karyawan restoran, saya tetap menemukan Lengle yang dulu yang saya kenal baik, rendah hati dan senang menjamu kawan.
Meski putus kuliah, saya melihat kontribusinya tampak nyata. Ada derap ekonomi lokal yang bergerak dan berjejaring: mata rantai pasokan yang bersembunyi di balik hidangan yang siap disantap konsumen, pendapatan pajak daerah dst. Dampaknya, ada banyak orang juga yang rezekinya berputar dari restoran, keluarga yang memiliki rumah bersama untuk membesarkan anak-anaknya.
Menjelang akhir tahun, saya sungguh berharap bahwa upaya-upaya kami semua di @bentangpustaka memberikan kontribusi yang memadai bagi tumbuh-kembangnya budaya membaca, asyiknya membaca dan menikmati literasi sejak dini.
Saya berharap pada setiap rak buku di setiap keluarga di Indonesia ini ada tersimpan buku Bentang Pustaka, tentu yang original, dan pada akhirnya memberikan dampak positif bagi pembaca.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews