"And Suddenly We Are Here..."

Kita harus sadar bahwa kita akan memasuki masa kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang dulunya bisa kita lakukan.

Rabu, 26 Juni 2019 | 20:30 WIB
0
274
"And Suddenly We Are Here..."
Ilustrasi tentang hidup (Foto: Facebook/Satria Dharma)

Waktu sungguh bergerak cepat. Waktu menangkap kita dan tanpa kita sadari ia berlalu secepat kilat membawa kita ke titik di mana kita berada saat ini. Sepertinya kemarin kita masih muda, baru menikah, dan memulai hidup baru dengan pasangan masing-masing. Bekerja keras untuk mengumpulkan berbagai keperluan hidup kita.

Membangun rumah pertama kita dengan penuh kebanggaan dan menerima anak-anak yang mengisi kamar-kamar yang kita bangun untuk mereka. Mengagumi wajah-wajah mungil mereka dan tertawa melihat mereka jatuh bangun belajar berjalan. Lalu tiba-tiba masa itu berlalu dan rasanya sepertinya waktu sudah pergi ribuan tahun yang lalu. Dan kita bertanya-tanya ke mana perginya masa-masa itu. Are we the dinosaurs now…?! 

Kita menatap cermin dan masih terus bertanya-tanya kemana perginya sebagian besar rambut hitam ikal lebat yang dulunya kita bangga-banggakan. Mengapa ia berubah menjadi putih tanpa pernah bertanya atau minta ijin pada kita.

Kita menatap cermin dan bertanya-tanya darimana datangnya kerutan-kerutan di wajah kita dan heran mengapa otot kita tiba-tiba kehilangan massa dan kelenturannya.

Kita sadar bahwa kita telah mengalami kehidupan kita tersebut sepenuhnya (mungkin juga tanpa kita sadari). Kita masih bisa mengingat sekilas bagaimana masa lalu dan semua harapan dan impian kita sebelumnya. Tapi, kini kita tiba-tiba telah menjadi tua dan itu mengejutkan kita ...

Bagaimana kita bisa sampai di usia kita ini dengan begitu cepat? Kemana perginya tahun-tahun sebelumnya dan ke mana masa muda kita?

Dulu kita melihat orang tua dan guru-guru kita dan berpikir bahwa kita begitu muda dibandingkan dengan mereka.

Saat itu rasanya menjadi "orang tua" itu jaraknya jauh dan rasanya terpisah puluhan tahun dari kita. Kita berpikir masa kita menjadi “orang tua” masih begitu jauh sehingga kita tidak dapat membayangkannya atau tidak bisa membayangkan sepenuhnya seperti apa rasanya. Kita hanya merasa bahwa kita masih muda dan penuh vitalitas. Kita merasa bahwa masa-masa itu tidak akan pernah berakhir… 

Tapi, di sinilah kita sekarang, teman-teman…

Kita sekarang sudah pensiun juga sebagaimana orang tua kita dulu yang mungkin sekarang satu demi satu telah berpulang...

Kita sekarang juga bergerak semakin lamban. Reflek dan kelenturan kita semakin berkurang. Pandangan kita semakin lamur dan kita bahkan sering lupa siapa nama tetangga kiri dan kanan kita. Satu demi satu kita dipanggil dengan nama baru : Kai’, Mbah, Eyang, Kung, Kek, dan kita masih sering terkejut dengan panggilan tersebut. Am I that old…?! 

Ada teman yang kondisinya masih baik-baik saja. Tawa dan suara mereka masih menggelegar dan lelucon mereka masih sama garingnya dengan dulu. Tapi ada sebagian yang mulai bersikap sebagai orang tua bijak yang menjengkelkan dan terus-terusan mengirimi kita dengan pesan untuk mengingat kematian.

Satu demi satu teman kita mulai mengeluh sakit-sakitan, masuk rumah sakit, dan bahkan meninggal dunia. Dan kita masih juga heran mengapa mereka berpulang begitu cepat…

Mungkin kita saat ini berpikir bahwa masa meninggalkan dunia itu masih jauh dari kita tapi usia kita mulai menunjukkan bahwa kita sekarang adalah orang-orang tua yang dulu kita lihat dan tidak pernah berpikir bahwa kita akan menjadi seperti mereka.

Kita melihat ke kaca dan mulai tidak percaya bahwa itu adalah diri kita. Entah wajah dan tubuh kita yang berkhianat atau cermin ini yang berbohong… Ada persekongkolan di antara mereka yang tidak bisa kita terima. 

Tapi fakta adalah fakta, betapa pun menyakitkannya, dan kita mesti belajar untuk menerimanya.  Jika kita telah mulai berusia 60 tahun maka bersiap-siaplah untuk menerima kenyataan bahwa tubuh dan semangat kita semakin melemah dan akan terus semakin melemah.

Kita harus sadar bahwa kita akan memasuki masa kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang dulunya bisa kita lakukan. Winter is coming

Musim dingin yang membekukan segera tiba dan kita harus mempersiapkan diri menghadapinya. Bahkan beruang dan cerpelai bersikap bijak dengan mempersiapkan diri. 

Bagi Anda yang belum memasuki masa pensiun, percayalah bahwa masa itu akan tiba mungkin lebih cepat daripada yang Anda perkirakan. Jadi kalau ada hal yang masih ingin Anda capai dalam hidup ini bergegaslah untuk menggapainya. Jangan menundanya lagi karena Anda tidak tahu kapan masa tua tiba-tiba menyergap Anda. 

Jadi, jika Anda belum berada di musim dingin, ingatlah bahwa itu akan menghampiri Anda lebih cepat daripada yang Anda pikirkan. Jadi, apa pun yang ingin Anda capai dalam hidup Anda, silakan lakukan dengan cepat! Grab it fast

Jangan menunda terlalu lama. Hidup berjalan secepat kilat. Jadi, lakukan apa yang Anda bisa HARI INI, karena Anda tidak akan pernah tahu apakah hari esok masih ada dan ini musim dingin Anda atau bukan!

Kita tidak pernah tahu kapan kita akan menghadapi musim semi atau musim dingin. Kita hanya tahu hari-hari yang telah berlalu dan HARI INI yang sedang KITA JALANI. Tidak ada yang bisa menjanjikan bahwa hari esok itu akan hadir dalam kehidupan kita. We never know…

Jadi, nikmati dan manfaatkan hidup Anda HARI INI dan lakukan hanya yang terbaik yang bisa Anda lakukan. Sampaikan kata-kata dan lakukan hal-hal yang berkesan pada orang-orang yang Anda cintai. Mari kita berharap bahwa mereka akan menghargai dan mencintai kita untuk semua hal yang telah kita lakukan untuk mereka selama bertahun-tahun. 

Surabaya, 20 Juni 2019

NB:
Saya masih belajar untuk menyadarkan diri bahwa sekarang saya memasuki musim baru dalam hidup ini. Saya memang masih sehat walafiat dan merasa seolah masih dua puluh tahun lebih muda (See…?! This feeling never gets old) . Tapi saya harus siap untuk menerima fakta bahwa sakit yang biasanya menerpa orang-orang tua mungkin muncul tiba-tiba (bahkan kini punggung saya mulai terasa nyeri tanpa sebab).

Saya harus siap menerima fakta bahwa suatu saat saya akan kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk bepergian dan melakukan hal-hal yang dulunya saya lakukan. Tapi, meskipun musim dingin saya telah tampak, dan saya tidak yakin berapa lama itu akan benar-benar tiba, tapi saya harus tetap menikmati hari-hari yang tersisa apa pun musim yang saya hadapi.

Kalau saya pikir-pikir rasanya saya tidak punya penyesalan dalam hidup ini (too few to mention, even to remember). Saya bukan orang ambisius yang selalu berusaha untuk menggapai ke atas. Apa yang saya peroleh sampai hari ini adalah karunia dan berkah yang luar biasa bagi saya. Apa yang telah saya peroleh bahkan lebih daripada apa yang saya bayangkan ketika saya masih muda dulu.

Saat ini, meski saya mungkin masih memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang mungkin terasa besar dan menggiurkan bagi orang lain tapi saya sudah tidak tertarik lagi. Saya hanya ingin menikmati berkah, rahmat, dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan HARI DEMI HARI.

Sebaliknya, meski kehidupan sehari-hari yang saya jalani saat ini adalah kegembiraan, kesenangan, dan kebahagiaan, dan saya ingin agar ini terus berlangsung dalam hidup saya, tapi saya sadar bahwa hidup bisa berakhir kapan saja. Kita sebenarnya tidak memiliki hidup ini. Kita hanya mendapat pinjaman dan kita tidak tahu kapan hidup kita ini berakhir dan kita juga berpulang ke rahmatullah.

Hari-hari saya kini adalah hadiah dari Tuhan. Oleh sebab itu saya akan memperlakukan hari-hari saya dengan istimewa. 

I've lived a life that's full
I've traveled each and every highway
But more, much more than this
I did it my way
Regrets, I've had a few
But then again, too few to mention
I did what I had to do
And saw it through without exemption
(My Way, Frank Sinatra)

***