Akal Sehat dan Baju Kaisar

Rabu, 20 Februari 2019 | 06:20 WIB
1
559
Akal Sehat dan Baju Kaisar
Ilustrasi cerita HC Andersen (Foto: Facebook/Satria Dharma)

Apakah benar bahwa Anda menggunakan akal sehat Anda…?! 

Jika kita benar-benar menggunakan akal sehat maka yang keluar dari pikiran kita tentulah kebaikan, kebenaran, sesuatu yang mencerahkan, membahagiakan, mencerdaskan, menginspirasi, dan memberi optimisme pada orang lain.

Tapi jika yang keluar dari mulut dan posting-posting kita di media sosial adalah caci-maki, provokasi, kebencian, permusuhan, berita bohong, fitnah, pengkafiran, dan kata-kata keji, maka apakah mungkin itu keluar dari akal yang sehat? Mikiiiir…! Kata Cak Lontong. 

Masih ingat kisah ‘The Emperor’s New Clothes’ karya Hans Christian Andersen tentang seorang raja yang dibodohi oleh penipu? Penipu ini mengaku penenun paling hebat dan mampu membuat pakaian mewah yang hanya bisa dilihat oleh orang yang baik, jujur, dan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya serta setia pada kerajaan.

Saking hebatnya penipu ini meyakinkan orang sehingga dipercaya dan diberi order bikin baju baru bagi Kaisar. Lalu penipu ini membuat baju kebesaran khayalan yang sama sekali tidak ada. Tapi karena pintarnya orang ini menipu dan mempengaruhi orang sehingga tak ada seorang pun yang berani mengatakan bahwa mereka tidak melihat apa-apa.

Sebaliknya mereka semua memuji-muji baju khayalan tersebut karena mereka tidak mau disebut bodoh, tidak jujur, dan tidak memiliki akal sehat. Mereka akhirnya bersama-sama mengaku bisa melihat baju khayalan tersebut untuk membuktikan betapa sehatnya akal mereka. 

Akhirnya karena semua berpura-pura dan tak seorang pun mau dikatakan tidak bisa melihat baju khayalan tersebut Sang Kaisar berhasil ditipu. Ia berhasil ditipu berkeliling di jalanan seolah mengenakan baju kebesaran yang sangat indah padahal dia sebenarnya telanjang.

Meski para pejabat dan rakyat melihat Sang Kaisar ini telanjang tapi tak satu pun orang berani menyatakannya karena takut dianggap tidak punya akal sehat. Hanya seorang anak kecil polos yang tidak takut dan tidak terintimidasi oleh suasana yang diciptakan oleh si penipu ini akhirnya yang berteriak, "Kaisar tidak pakai baju!" 

Begitulah kita…

Karena kita takut dikatakan tidak memiliki akal sehat, tidak beriman, islamnya tidak kaffah, mendukung penista agama, pro-penjajah dan kapitalisme, dan lain sebagainya maka kita menerima saja khayalan adanya baju kebesaran kaisar alias kebohongan yang disampaikan orang pada kita. Lalu kita ikut-ikutan menyebarkan berita bohong, fitnah, permusuhan, kebencian, dan lain sebagainya.

Nah, apakah kita mau menggunakan akal sehat kita dan berhenti memercayai dan menyebarkan berita bohong, fitnah, dan provokasi, atau kita mau ikut kelompok yang diakali oleh penipu tersebut? Silakan pilih… 

Surabaya, 20 Februari 2019

***