"Jan Ethes Itu Cucu Saya, Cucumu Mana?"

Rabu, 30 Januari 2019 | 19:22 WIB
0
516
"Jan Ethes Itu Cucu Saya, Cucumu Mana?"
Joko Widodo dan Jan Ethes (Foto: Detik.com)

Sepertinya kubu oposisi sudah kehabisan akal untuk menghadapi kubu petahana. Isu-isu yang selama ini digunakan tidak mempan, sekarang berusaha menyerang lawan dengan cara yang jauh dari logika. Kehangatan dan keakraban keluarga Jokowi digoreng agar ternilai sebagai pelanggaran kampanye.

Harus diakui, keluarga Jokowi adalah salah satu keluarga harmonis. Keluarga yang patut diteladani oleh keluarga-keluarga yang lain. Mengapa?

Meski masing-masing dari mereka punya kesibukan yang berbeda, mereka tetap menjaga hubungan yang baik dalam keluarga. Apalagi Jokowi yang tidak hanya berperan sebagai kepala keluarga, tetapi juga kepala negara dan kepala pemerintahan, beliau masih tetap meluangkan waktu efektif bagi keluarganya.

Lalu mengapa ada pihak yang risih dan tidak senang? Santai saja, bro and sis!

Pak Jokowi dan keluarganya tahu situasi dan tempat, kapan dan di mana mereka membawa status kekeluargaan dan juga kapan membawa diri sebagai pribadi. Profesionalitas sangat mereka junjung tinggi.

Hingga saat ini, belum ada satu orang pun anak Jokowi yang berniat dan mau cawe-cawe di bidang politik. Mereka sudah sibuk dengan urusan pribadi dan bisnis. Permintaan beberapa pihak supaya mau terlibat dalam urusan politik ayah mereka saja ogah ditanggapi.

Apalagi seorang anak kecil yang baru berumur dua tahun dan belum paham banyak hal. Masa tega-teganya diperlakukan layaknya orang dewasa?

Salah seorang politisi yang kebetulan berada di kubu oposisi mempermasalahkan kehadiran cucu Jokowi di sebuah acara talk show televisi swasta. Politisi tersebut beranggapan bahwa aksi lucu dan menggemaskan Jan Ethes, nama cucu Jokowi yang dimaksud, adalah bentuk legitimasi pelibatan anak-anak dalam kampanye.

Ini anggapan yang sangat miris, apalagi jika hal itu berasal dari seorang yang telah mapan dalam berpikir dan cukup berpengalaman dalam karir. Sekadar informasi, politisi di atas pernah menjabat posisi sebagai ketua MPR, yang mungkin saja sudah punya cucu. Aneh rasanya jika seorang tokoh nasional masih sempat berpikir serendah itu.

Begini ya, kalau sudah tidak ada lagi bahan serangan, bisa didiskusikan dalam tim pemenangan. Masih banyak bahan lain yang lebih berbobot dan berkelas. Dan jika pada akhirnya tidak ditemukan juga dalam diskusi, boleh meminta bantuan dan saran dari Jan Ethes.

***