Keberadaan media saat ini dalam mengawal pemilihan umum 2019 menjadi sangatlah penting terlebih arus informasi yang sangat mudah diakses namun belum tentu kebernarannya.
Untuk menangkal hal itu Komunitas Jurnalis Pesantren bersama berbagai komponen masyarakat Solo akan mendeklarasikan Pemilu damai Mencegah politisasi Isu SARA dan Anti Hoax pada 20 Desember 2018 dalam acara diskusi nasional bertema: "Peran Literasi Media Dalam Melawan Hoax dan Politisasi SARA Untuk Pemilu Yang Damai dan Bermartaba di Ndalem Lamisan, Solo, Jawa Tengah.
“Dengan segala kemudahan akses media saat ini baik online dan media sosial yang belum tentu kebenarannya. Komunitas Jurnalis Pesantren bersama berbagai komponen masyarakat Jawa Tengah dalam hal ini mencoba ikut ambil bagian sebagai garda terdepan melawan hoax dan menangkal isu SARA demi terciptanya pemilu 2019 yang damai, hal tersebut menjadi penting guna menjamin keberlanjutan pembangunan nasional manusia Indonesia seutuhnya yang saat ini gencar dilakukan” kata Hafyz Marshal, Ketua Pelaksana kegiatan, Selasa (18/12) di Solo.
Pada saat yang sama, Tokoh Masyarakat Solo, Fuad Zein mengapresiasi rencana deklarasi ini, diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menggelar kegiatan yang menggaungkan pemilu damai dan bermartabat. Kita tidak ingin wilayah Jawa Tengah hanya karena pemilu menjadi tidak aman dan nyaman karena berita-berita hoax dan isu SARA , kita ingin laksanakan pesta demokrasi dengan ceria dan bermartabat, ungkapnya.
"Kegiatan ini merupakan acara masyarakat yang diharapkan juga menginspirasi di berbagai daerah lainnya dalam memberikan edukasi pentingnya pemilu yang damai, pemilu yang berkualitas dan mencerdaskan masyarakat," kata Fuad Zein salah satu pemateri diskusi nasional tersebut.
Senada dengan Fuad Zein, Khoirun Niam selaku pemateri lainnya, menuturkan, tahun politik atau pesta demokrasi, jangan menjadi momok bagi masyarakat dan juga dijadikan momen pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan isu mulai dari isu SARA hingga isu hoax.
"Masyarakat harusnya memanfaatkan pesta demokrasi dengan gembira dan bukan mencari kesalahan. Jangan sampai isu agama, isu sara dan informasi hoax menjadi alat hanya untuk menang di pesta demokrasi," ujar Khoirun Niam yang juga selaku Dosen IAIN Solo.
Sedangkan Husein Sanusi mengatakan bahwa media harus mampu menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan memihak kebenaran guna membendung hoax yang masif diproduksi dan beredar luas di masyarakat.
“Media sebagai arus utama bisa menjadi pembanding agar dapat mengedukasi masyarakat, guna menyajikan berita yang akurat, dan dapat meng-counter hoax” ujar Husein Sanusi yang juga selaku editor di salah satu media nasional dan rencana menjadi salah satu pembicara .
Senada dengan Husein Sanusi, Wartawan Senior Media nasional, Ipung menuturkan bahwa literasi media juga harus dilakukan oleh masyarakat guna membendung kabar berita hoax menjelang Pemilu 2019.
“Pemahaman terhadap literasi media tersebut merupakan salah satu konsep untuk membangun pengetahuan masyarakat terhadap tekanan isu-isu terkini yang berpeluang menjadi hoax, apalagi menjelang pemilu 2019 nanti” ungkap Ipung.
Acara deklarasi pemilu damai dan anti hoax, serta acara seminar dengan tema “Peran Literasi Media Dalam Melawan Hoax dan Politisasi SARA Untuk Pemilu Yang Damai dan Bermartabat” direncanakan juga akan menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat, mahasiswa, santri, dan para jurnalis media lokal maupun nasional.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews