Kita hidup di era yang menuntut kolaborasi dan potensi terbaik dari seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali.
Perempuan masa kini hidup dalam zaman yang jauh berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Di tengah laju modernisasi dan kemajuan teknologi, akses terhadap pendidikan dan dunia kerja terbuka semakin luas. Perempuan kini tidak hanya dipandang sebagai penjaga rumah tangga, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi, pemimpin, inovator, dan agen perubahan di berbagai lini kehidupan.
Namun, perjalanan perempuan dalam meniti karier tidaklah mudah. Meskipun telah banyak kemajuan, tantangan struktural, sosial, dan budaya masih menjadi hambatan besar. Salah satu tantangan paling nyata adalah stigma dan stereotip gender yang terus bertahan di banyak tempat. Perempuan masih sering dianggap kurang kompeten dalam posisi kepemimpinan atau peran strategis, padahal fakta membuktikan sebaliknya. Banyak perempuan telah berhasil menjadi CEO, menteri, akademisi terkemuka, bahkan pemimpin negara.
Selain stereotip, kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan juga masih menjadi persoalan global. Di banyak sektor, perempuan dibayar lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama atau setara. Hal ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga secara psikologis dan sosial, karena menunjukkan bahwa kerja perempuan belum sepenuhnya dihargai setara.
Di sisi lain, perempuan sering menghadapi beban ganda: menjalani peran profesional sekaligus peran domestik. Dalam banyak budaya, perempuan masih diharapkan menjadi pengurus rumah tangga utama, bahkan ketika mereka juga bekerja penuh waktu. Tantangan ini semakin berat ketika kebijakan kerja belum ramah terhadap keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, seperti minimnya cuti melahirkan yang layak, fasilitas penitipan anak, atau jam kerja fleksibel.
Namun penting untuk ditekankan, bahwa perjuangan perempuan dalam dunia karier bukan semata-mata perjuangan personal, melainkan perjuangan struktural yang memerlukan perubahan sistem.
Dukungan dari lingkungan sekitar sangat menentukan: dari pasangan yang setara dalam berbagi peran rumah tangga, tempat kerja yang adil dan inklusif, hingga kebijakan negara yang melindungi hak-hak pekerja perempuan.
Lebih dari itu, kita juga harus membangun narasi baru tentang perempuan yang berkarier: bahwa mereka bukan meninggalkan kodratnya, bukan mengabaikan keluarga, melainkan sedang berkontribusi lebih besar bagi masyarakat. Ketika seorang perempuan bekerja dan meraih prestasi, ia tidak hanya mengangkat dirinya sendiri, tapi juga membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk bermimpi lebih tinggi.
Kita hidup di era yang menuntut kolaborasi dan potensi terbaik dari seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali.
Maka, memberdayakan perempuan dan mendukung mereka dalam dunia kerja bukan hanya soal keadilan gender, tapi juga investasi dalam kemajuan bangsa. Saat perempuan diberi ruang, mereka tidak hanya mampu berdiri sejajar, tapi juga menginspirasi, memimpin, dan menciptakan perubahan besar.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews