Sebagai fasilitator dalam program Training of Trainer (ToFT), peran Anda tidak hanya terfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga membutuhkan sentuhan moderasi agama yang bijak. Dalam konteks ini, berikut adalah integrasi moderasi agama dalam teknik fasilitasi:
Pertama-tama, penguasaan materi mencakup pemahaman mendalam tentang nilai-nilai etika dan moral yang diperlukan dalam konteks agama. Seorang fasilitator harus mampu menyelaraskan materi pelatihan dengan nilai-nilai universal yang diterima oleh berbagai keyakinan agama.
Keterampilan komunikasi menjadi semakin penting ketika berhadapan dengan keragaman agama di antara peserta. Mampu berkomunikasi dengan sensitivitas terhadap keyakinan agama masing-masing individu akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif.
Adaptasi terhadap audiens juga melibatkan pemahaman bahwa peserta mungkin memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda. Sebagai fasilitator, Anda harus memastikan bahwa pendekatan pembelajaran tidak hanya mencakup keberagaman ini tetapi juga menghormati dan memahami perspektif agama mereka.
Dalam keterlibatan peserta, fasilitator harus menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi semua peserta untuk berbicara dan berbagi, tanpa adanya tekanan atau penekanan terhadap keyakinan agama tertentu.
Manajemen waktu harus memperhitungkan keberagaman keyakinan agama. Fasilitator perlu memberikan waktu yang cukup untuk diskusi dan pertanyaan yang mungkin melibatkan pemahaman agama tertentu, sambil tetap menjaga kesetaraan waktu bagi semua peserta.
Evaluasi dan umpan balik seharusnya mencakup pertimbangan atas keterlibatan peserta dari berbagai latar belakang keagamaan. Ini membantu memastikan bahwa materi pelatihan tidak hanya relevan tetapi juga dapat diakses dan diterima oleh semua peserta, tanpa memandang keyakinan agama mereka.
Fleksibilitas dalam menghadapi perubahan juga mencakup sensitivitas terhadap kebutuhan agama. Seorang fasilitator harus dapat mengakomodasi perbedaan keyakinan dan memastikan bahwa peserta merasa dihargai dalam lingkungan pelatihan.
Pemecahan masalah dalam konteks keberagaman agama melibatkan penanganan konflik atau ketegangan yang mungkin muncul akibat perbedaan pandangan. Fasilitator perlu memiliki keterampilan diplomasi dan mediasi untuk menjaga kedamaian dan fokus pada tujuan pelatihan.
Terakhir, dalam mendorong pembelajaran berkelanjutan, fasilitator dapat merancang sumber daya tambahan atau bahan bacaan yang mencerminkan berbagai perspektif agama. Ini akan membantu peserta untuk melanjutkan pemahaman mereka tentang materi pelatihan dan menerapkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari, sejalan dengan nilai-nilai agama mereka.
Dengan demikian, penggabungan moderasi agama dalam teknik fasilitasi ToT tidak hanya menciptakan lingkungan inklusif tetapi juga mempromosikan pemahaman yang lebih dalam dan menghormati terhadap keragaman keyakinan agama.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews